Berita Lampung
Mahasiswa Itera Kembangkan Alat Ukur Volume Oksigen untuk Deteksi Gejala Asma
Tim mahasiswa Teknik Biomedis Itera berhasil merancang alat ukur VO2 Max yang terintegrasi dengan sistem deteksi dini gejala asma.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: taryono
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Tim mahasiswa Teknik Biomedis Institut Teknologi Sumatera (Itera) berhasil merancang alat ukur Volume Oksigen Maksimal (VO2 Max) yang terintegrasi dengan sistem deteksi dini gejala asma.
Mahasiswa Itera yang mengembangkan VO2 Max tersebut, yakni Nisa Fadila dan Safa Airlicia Vanderly di bawah bimbingan dosen Rudi Setiawan dan Al Barra Harahap.
Nisa Fadila mengatakan, pihaknya melakukan pengembangan alat ukur volume oksigen untuk mendeteksi dini gejala asma.
"VO2 Max merupakan indikator utama dalam menilai tingkat kebugaran seseorang, terutama bagi atlet dan individu yang aktif secara fisik," kata mahasiswi Itera, Nisa Fadila kepada Tribun Lampung, Sabtu (8/2/2025).
Menurtunya, alat tersebut tidak hanya mengukur kapasitas maksimal tubuh dalam memanfaatkan oksigen, tetapi juga mendeteksi pola pernapasan yang tidak normal. Sehingga dapat menjadi sistem peringatan dini bagi penderita asma.
Teknologi dan cara kerja perangkat ini menggunakan sensor oksigen (O₂), karbon dioksida (CO₂) serta tekanan diferensial untuk mengukur kadar gas pernapasan serta tekanan udara saat seseorang bernapas.
Data yang diperoleh kemudian diproses melalui modul pengolahan data untuk menghitung nilai VO2 Max dan mengidentifikasi pola pernapasan yang tidak wajar.
"Jika terdeteksi indikasi gejala asma, sistem akan memberikan peringatan dini sehingga pengguna dapat segera mengambil langkah pencegahan," kata Nisa.
Pihaknya berharap alat ini dapat membantu banyak orang, terutama mereka yang memiliki risiko asma serta bagian yang ingin meningkatkan kebugaran mereka dengan pemantauan yang lebih akurat dan real-time.
"Alat ini dilengkapi dengan fitur penyimpanan data yang memungkinkan pengguna memantau perkembangan kondisi pernapasan mereka dari waktu ke waktu," kata Nisa.
Data yang tersimpan dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan perangkat lunak tambahan. Sehingga hasilnya dapat dijadikan referensi bagi tenaga medis dalam proses diagnosis dan perawatan pasien.
Dengan antarmuka yang intuitif dan tampilan hasil pengukuran yang mudah dipahami, alat ini diharapkan dapat digunakan secara luas baik dalam dunia medis maupun olahraga.
Tidak hanya untuk individu, inovasi ini juga berpotensi digunakan dalam penelitian medis dan epidemiologi terkait kebugaran serta gangguan pernapasan," kata Nisa.
Ia mengatakan, adanya fitur deteksi dini, kami ingin memberikan solusi yang tidak hanya bersifat reaktif tetapi juga preventif. Sehingga masyarakat bisa lebih sadar akan kondisi pernapasan mereka, dengan akurasi tinggi dan kemampuan deteksi dini.
Maka alat ukur VO2 Max ini diharapkan menjadi standar baru dalam pemantauan kesehatan pernapasan.
Inovasi ini sejalan dengan perkembangan teknologi kesehatan modern yang menitikberatkan pemantauan real-time dan intervensi dini guna meningkatkan kualitas hidup penggunanya. (Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)
Banjir dan Longsor di Pesawaran Akibat Hujan Deras, Tak Ada Korban Jiwa |
![]() |
---|
Safira Azzahra Pilih Olahraga Pilates: Ngebantu Bentuk Postur Tubuh |
![]() |
---|
Cerita Dramatis Proses Evakuasi KM Tegar Jaya Tenggelam di Pesawaran |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Lampung Hari Ini 30 Agustus 2025, Hujan Ringan hingga Sedang |
![]() |
---|
Polresta Maksimalkan Upaya Jaga Keamanan Bandar Lampung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.