Berita Lampung

Ketua Perpadi Lampung Midi Iswanto: Harga Gabah dan Beras Tidak Berbanding Lurus

Rencana itu disambut baik oleh Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Lampung Midi Iswanto.

|
Penulis: Riyo Pratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Teguh Prasetyo
BAHAS BERAS - Ketua Perpadi Lampung Midi Iswanto menjadi narasumber dalam wawancara eksklusif di Tribun Lampung, Senin (17/2/2025). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Pemerintah Indonesia berencana menghentikan impor beras pada tahun 2025. 

Kebijakan ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mencapai swasembada pangan nasional.

Rencana itu disambut baik oleh Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Lampung Midi Iswanto

Dalam wawancara eksklusif di studio Tribun Lampung, Senin (17/2/2025), Midi menyampaikan kondisi terkini harga gabah dan beras di Lampung

Bagaimana kondisi padi di Lampung saat ini?

Di Lampung, sejauh ini sudah ada yang mulai panen. Panen raya diperkirakan berlangsung pada akhir Maret hingga April 2025. 

Kami sendiri lebih fokus pada bidang penggilingan, dan sejauh ini anggota Perpadi se-Lampung mencapai 6.980 anggota.

Bagaimana dengan klaster Perpadi di Lampung?

Perpadi terbagi menjadi tiga klaster: besar, menengah, dan kecil. Untuk klaster penggilingan besar di Lampung, hanya ada 22 mesin dengan kapasitas giling mencapai 30 ton per hari.

Klaster menengah berjumlah 235 dengan kapasitas penggilingan 10 ton per hari. Sedangkan klaster kecil mencapai lebih dari 6.000 penggilingan.

Saat ini, harga gabah berkisar Rp 6.500 per kilogram dan HPP (harga pokok produksi) beras sekitar Rp 12.000 per kilogram.

Apakah harga tersebut sudah berbanding lurus dengan biaya penggilingan?

Secara jujur, ini belum berbanding lurus. Proses dari panen, angkutan, penggilingan, hingga menjadi beras cukup panjang.

Jadi, jika harga gabah Rp 6.500 per kilogram, seharusnya HPP beras idealnya berada di angka Rp 12.500 per kilogram.

Hal ini penting untuk meningkatkan margin bagi pengusaha penggilingan, karena tidak semua gabah yang dibeli dari petani bisa diterima di gudang Bulog.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved