Berita Lampung

2.709 Kasus Sepanjang 2025 di Lampung, 11 Orang Meninggal Dunia

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai angka 2.709 kasus sepanjang 2025.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Dok Tribunlampung.co.id
KASUS DBD: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Edwin Rusli saat diwawancarai beberapa waktu lalu. Ia menyebut kasus demam berdarah dengue (DBD) di Lampung mencapai 2.709 kasus sepanjang 2025. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Dinas Kesehatan Provinsi Lampung mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai angka 2.709 kasus sepanjang 2025.

Dari jumlah tersebut, angka kematian dari kasus DBD di Lampung telah mencapai 11 orang.

Adapun angka kematian akibat DBD ini tersebar di Kabupaten Lampung Tengah 4 kasus, Lampung Utara 3 kasus, Pesawaran 2 kasus, Mesuji 1 kasus, dan Pringsewu 1 kasus. 

Diketahui, Kabupaten Lampung Utara menjadi daerah dengan angka kasus DBD tertinggi, yakni 721 kasus.

Kemudian disusul Lampung Tengah 298 kasus, Tulangbawang Barat 288 kasus, Pringsewu 205 kasus, Kota Metro 197 kasus, dan Pesawaran 193 kasus. 

Selanjutnya, Tulangbawang 179 kasus, Way Kanan 140 kasus, Lampung Timur 116 kasus, dan Mesuji 82 kasus.

Diikuti Bandar Lampung 77 kasus, Lampung Barat 72 kasus, Lampung Selatan 71 kasus, Tanggamus 40 kasus, dan Pesisir Barat 40 kasus. 

Terkait hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Lampung Edwin Rusli mengimbau warga untuk mewaspadai gejala DBD.

Dia menjelaskan, tanda-tanda dan gejala awal DBD di antaranya, mendadak panas tinggi, tampak lemah dan lesu, nyeri ulu hati dan belakang bola mata.

"Pada umumnya tampak bintik-bintik merah pada kulit seperti gigitan nyamuk, kemudian terjadi pendarahan di hidung, muntah atau buang air besar bercampur darah," ujar Edwin Rusli saat diminta keterangan, Rabu 26/2/2025). 

Dalam upaya penanganan DBD, Edwin mengaku pihaknya telah mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Lampung Nomor 38 Tahun 2024 dan Surat Edaran PJ Gubernur Lampung Nomor 17 Tahun 2025 tentang Kesiapsiagaan Menghadapi Terjadinya Peningkatan Kasus DBD.

"Kami juga melakukan pendistribusian logistik dalam upaya meningkatkan deteksi dini infeksi DBD ke seluruh dinas kesehatan kabupaten/kota yang kemudian didistribusikan ke seluruh puskesmas," katanya.

Selanjutnya, pihaknya juga melakukan penguatan surveilans yang dapat dimonitor sebagai alat kewaspadaan dini terhadap peningkatan kasus serta respon cepat penanggulangan KLB.

"Penguatan jaring layanan publik ke kabupaten/kota, pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan PSN 3M Plus melalui gerakan satu rumah satu jumantik," pungkasnya.

(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved