Ramadan Momen Perbaiki Akhlak

Maka jika kita sedang berpuasa, janganlah berkata kotor dan jangan berteriak-teriak.

Jika ada seseorang yang mengajak bertengkar, sebaiknya kita katakan, "Aku sedang berpuasa."

Mengenai moral dan akhlak, kita bisa mengibaratkannya seperti perangkat elektronik, seperti ponsel atau laptop.

Jika sudah lemot dan berat digunakan, maka perlu direset agar performanya kembali optimal dan nyaman digunakan.

Esensi bulan Ramadan adalah reset bagi diri kita.

Di bulan ini, kita diberi kesempatan untuk memperbarui keimanan kita. Jika di tahun sebelumnya salat dan ibadah lainnya masih kurang atau sering lalai, maka bulan ini adalah momen untuk memperbaikinya.

Ibarat otot manusia yang perlu dilatih agar tetap sehat dan kuat, begitu pula dengan akhlak. Jika tidak dibiasakan, maka akan melemah.

Oleh karena itu, di bulan Ramadan kita harus memiliki tekad untuk memperbaiki diri, meningkatkan ibadah, dan menambah amalan baik seperti salat malam, puasa, salat sunnah, sedekah, zakat, serta berbagi kepada sesama.

Semua ini dilakukan dengan harapan agar kita mendapatkan buah dari iman dan akhlak yang lebih baik setelah Ramadan berakhir.

Semoga Ramadan ini memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT (hubungan vertikal) dan dengan sesama manusia (hubungan horizontal).

Kita berdoa agar diberi kelancaran dan kemampuan untuk menjalani Ramadan dengan sebaik-baiknya, sehingga visi meningkatkan ketakwaan dapat kita capai.

Semoga Allah memberikan kelancaran dan keberkahan kepada kita semua. (*)

(tribunlampung.co.id/riyo pratama)