Aksi Damai di Pringsewu

Wabup Pringsewu Umi Laila Turun Langsung Dengarkan Asprirasi Massa

Aksi damai di Kantor Bupati Pringsewu pada Senin (17/3/2024) mendapat tanggapan langsung dari Wakil Bupati Pringsewu, Umi Laila.

Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi
WABUP PRINGSEWU TURUN - Aksi damai di Kantor Bupati pada Senin (17/3/2024) mendapat tanggapan langsung dari Wakil Bupati Pringsewu, Umi Laila.  

Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Aksi damai di Kantor Bupati pada Senin (17/3/2024) mendapat tanggapan langsung dari Wakil Bupati Pringsewu, Umi Laila.

Umi turun menemui massa untuk mendengarkan aspirasi massa. 

Dalam pernyataannya, ia berjanji akan menyampaikan harapan masyarakat kepada pihak terkait.

“Kami mendengar dan memahami aspirasi masyarakat,” katanya.

“Kami juga tahu bagaimana kehadiran Pak Yunus telah membawa perubahan bagi Pringsewu. InsyaAllah, kami akan menindaklanjuti ini,” ujarnya.

“Tetapi tentu harus berkomunikasi dengan pihak di atas kami, karena ini lembaga vertikal,” imbuh Laila, yang didampingi Pj Sekda Pringsewu, Andi Purwanto.

Aksi ini berakhir dengan tertib dan para peserta membubarkan diri setelah menyampaikan tuntutan mereka.

Ratusan warga yang terdiri dari berbagai elemen menggelar aksi damai di Kantor Bupati Pringsewu, Senin (17/3/2025).

Aksi damai yang berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga 11.00 WIB berjalan dengan tertib. 

Dalam orasinya, Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Pringsewu Jevi Hardi Sofyan menegaskan alasan kuat di balik dukungan masyarakat kepada Kapolres Pringsewu

Menurutnya, sejak kepemimpinan AKBP M. Yunus, situasi di Pringsewu semakin kondusif, terutama dengan langkah tegasnya dalam menertibkan oknum yang mengaku sebagai wartawan dan LSM abal-abal.

“Selama Pak Yunnus menjabat, kami merasa aman dan bisa bekerja dengan tenang,” kata dia. 

“Beliau berani menindak oknum-oknum yang selama ini meresahkan,” seru Jevi yang langsung disambut riuh dukungan dari massa.

Ia juga menyoroti adanya pihak-pihak yang merasa terancam oleh langkah Kapolres dalam menertibkan oknum yang membawa kartu tanda anggota (KTA) tidak jelas, mengatasnamakan pers atau aktivis, lalu menekan pemerintah desa dan sekolah-sekolah dengan berbagai modus. 

Tindakan tegas Kapolres dalam menanggulangi permasalahan ini dinilai sebagai bentuk keberpihakan kepada masyarakat yang ingin bekerja dengan tenang tanpa gangguan dari pihak tak bertanggung jawab.

Selain berorasi, peserta aksi membawa spanduk dengan berbagai tulisan, seperti “Pak Kapolri, Tolong Lindungi Kapolres Kami”, 

“Jangan Ambil Kapolres Kami, AKBP M. Yunus Pengayom Kami”, dan “Kapolres Lindungi Warga, Tolong KapolriLindungi Kapolres”. 

(Tribunlampung.co.id/ Oky Indrajaya)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved