Berita Lampung

Harga Kakao di Pesawaran Tembus Rp 140 Ribu per Kg

Harga kakao di tingkat pengepul di Kecamatan Gedong Tataan, Pesawaran mengalami fluktuasi hampir setiap hari, kecuali pada akhir pekan. 

Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: Daniel Tri Hardanto
Dokumentasi Disbunnak Pesawaran.
FLUKTUATIF - Harga kakao non-fermentasi saat ini berkisar Rp 90 ribu hingga Rp 110 ribu per kilogram. Sementara harga kakao fermentasi mencapai Rp 140 ribu per kilogram. 

Tribunlampung.co.id, Pesawaran – Harga kakao di tingkat pengepul di Kecamatan Gedong Tataan, Pesawaran mengalami fluktuasi hampir setiap hari, kecuali pada akhir pekan. 

Hal itu diungkapkan Adi, salah satu pengepul kakao di Gedong Tataan.

Ia mengaku sudah terbiasa dengan dinamika harga harian tersebut.

“Harga bisa naik turun hampir tiap hari. Biasanya hanya stabil di hari Sabtu dan Minggu karena tidak ada transaksi besar,” ujar Adi saat ditemui di gudangnya, Jumat (18/4/2025).

Menurut Adi, harga kakao non-fermentasi saat ini berkisar Rp 90 ribu hingga Rp 110 ribu per kilogram, tergantung kualitas. 

Sementara untuk kakao fermentasi, harganya bisa mencapai Rp 140 ribu per kilogram.

Menurutnya, kualitas biji cokelat sangat memengaruhi harga jual. 

Adi menyebut beberapa faktor yang diperhatikan, antara lain kadar air, kandungan kotoran, biji kepet, biji dempet, biji pecah, ukuran biji, serta adanya jamur.

“Kalau speknya bagus, harganya ikut bagus. Tapi kalau banyak kotoran atau kadar air tinggi, ya harganya turun," jelasnya.

Menurutnya, fluktuasi ini menuntut petani dan pengepul untuk lebih jeli dalam menjaga kualitas dan waktu penjualan agar mendapat harga terbaik di pasaran.

Potensi Naik

Kebijakan tarif impor sebesar 32 persen yang diberlakukan Amerika Serikat menarik perhatian terhadap harga kakao di Indonesia, termasuk di Pesawaran

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Pesawaran Dedy Noviansyah Effendi menyebut, kebijakan ini berpotensi berdampak pada stabilitas harga kakao lokal.

“Tarif tersebut berdampak pada volume ekspor dan bisa membuat harga lokal tertekan jika pasokan menumpuk,” ujar Dedy, Rabu (16/4/2025). 

Meski demikian, ia menambahkan bahwa hingga saat ini dampaknya belum dirasakan secara langsung di tingkat petani.

Dedy menyebut, saat ini harga kakao di Pesawaran masih berada dalam tren tinggi, seiring dengan kenaikan harga di pasar global. 

“Harga kakao di Pesawaran sedang berada pada titik cukup tinggi dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. Kenaikan ini dipicu oleh permintaan global yang tinggi dan pasokan terbatas,” jelasnya.

Disbunnak Pesawaran terus mendorong petani untuk meningkatkan kualitas produksi dengan bibit unggul dan pelatihan pascapanen. 

Upaya ini diharapkan bisa memperkuat posisi tawar kakao Pesawaran di pasar global, sekaligus meminimalkan risiko jika pasar utama seperti AS mengalami hambatan dagang.

Kemudian, masih kata Dedy, fluktuasi harga kakao dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk penurunan produksi di negara produsen utama dunia, kondisi cuaca, serta ketersediaan pasokan lokal. 

“Kondisi pasar global sangat berpengaruh terhadap harga lokal. Lonjakan harga di pasar internasional turut mendorong harga kakao di Pesawaran,” jelasnya.

Namun, tantangan lain juga muncul dari kondisi iklim dan serangan hama. 

Ia menyebut, hujan berlebih telah mengganggu proses fermentasi dan panen, ditambah lagi dengan serangan hama penggerek buah kakao yang turut menurunkan produktivitas.

Di sisi lain, kenaikan harga ini disambut positif oleh para petani, meskipun tetap ada kekhawatiran terhadap fluktuasi yang ekstrem. 

“Sebagian petani menyambut baik kenaikan harga, tapi juga ada kekhawatiran akan kestabilan jangka panjang, petani berharap harga tetap menguntungkan namun tidak terlalu fluktuatif,” katanya.

Jenis kakao yang paling terdampak oleh gejolak harga ini adalah kakao bulk atau massal, yang biasa dijual ke tengkulak. 

Sementara kakao jenis specialty cenderung lebih stabil karena punya pasar tersendiri.

Ia memperkirakan harga kakao masih tinggi hingga pertengahan tahun, tergantung pada hasil panen di negara produsen utama seperti Pantai Gading dan Ghana.

(Tribunlampung.co.id/Oky Indrajaya)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved