Berita Terkini Nasional

Alasan Mulia Gubernur Dedi Mulyadi Tanya Tarif Kencan ke PSK di Subang

Alasan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tanya tarif sekali kencan kepada (PSK), ternyata dia ingin beri ongkos pulang.

Editor: taryono
Instagram/dedimulyadi17
TANYA TARIF - Tangkapan layar unggahan di Instagram @dedimulyadi17, Minggu (20/4/2025). Alasan Mulia Gubernur Dedi Mulyadi Tanya Tarif Kencan ke PSK di Subang. 

Mereka menutupi rel dengan beton dan semen, sehingga jalur tersebut berfungsi sebagai fondasi yang kokoh.

Namun, banyak jalur rel yang terputus karena sudah ada bangunan di atasnya, dan ada pula yang dijadikan jalan setapak untuk aktivitas sehari-hari warga.

Jika rencana aktivasi KA Bandung-Ciwidey dilanjutkan, sekitar ratusan warga di Kampung Ciluncat, khususnya yang terancam kehilangan tempat tinggal, akan terdampak.

"Di sini Kepala Keluarganya (KK) ada sekitar 60. Kalau ditambah dengan warga yang ngontrak, ada sekitar 70-an KK. Jika dihitung jiwa, mungkin lebih dari 200 orang," tambah Dadan.

Selain bangunan rumah, satu fasilitas umum, yaitu masjid, juga terancam tergusur.

Meskipun demikian, Dadan dan warga lainnya tidak sepenuhnya menolak rencana tersebut.

Mereka memahami bahwa jalur kereta api dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Jawa Barat, namun mereka juga menuntut keadilan dan kemanusiaan.

"Kami sebagai warga, sebenarnya tidak apa-apa mau dijalankan kembali (KA Bandung-Ciwidey), asalkan pemerintah tidak menelantarkan masyarakat. Yang penting kami ada hunian lagi, tidak masalah mau kecil juga," tegas Dadan.

Kekhawatiran serupa juga dirasakan Iim (36), warga Kampung Cibeureum Jati, Desa Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.

Dia mengaku cemas jika rencana tersebut benar-benar dilaksanakan, karena jalur kereta di tempat tinggalnya sudah dijadikan rumah sekaligus tempat usaha.

"Sebetulnya boleh saja (jalur KA Bandung-Ciwidey) kembali diaktifkan, tapi saya bingung nanti usaha di mana lagi. Soalnya, pasti bangunan ini dibongkar," ucap Iim.

Iim telah tinggal di atas jalur rel kereta api tersebut selama lebih dari 15 tahun bersama suami dan anak-anaknya.

"Anak saya yang kedua, yang masih SD, bahkan bilang ke saya, gimana kalau kita diusir, tinggal di mana."

"Saya bingung harus jawab apa. Jadi kalaupun rencana itu ada, harapannya, pemerintah menyiapkan tempat tinggal buat kita," tambahnya.

( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / TRIBUNNEWS.COM )

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved