Bisnis
Warga Bandar Lampung Sebut Jargas PGN Lebih Hemat dan Praktis Dibanding LPG
Selain dirasa aman, penggunaan Jargas PGN juga dinilai lebih hemat dan praktis dibanding menggunakan gas LPG.
Editor:
Endra Zulkarnain
Dokumentasi PGN
JARGAS PGN: Keberadaan jaringan gas (Jargas) milik Perusahaan Gas Negara (PGN) diwilayah Bandar Lampung disambut positif warga yang sudah menjadi pelanggan setia. Selain dirasa aman, penggunaan Jargas PGN juga dinilai lebih hemat dan praktis dibanding menggunakan gas LPG.
"Paling murah saya pernah bayar Rp25.000, paling mahal Rp98.000. Belum pernah sampai Rp100.000, padahal dipakai setiap hari," kata dia.
Hingga kini, Renaldi belum pernah mengalami kendala teknis.
Ia berharap program gas jaringan ini terus berlanjut dan bisa dinikmati oleh lebih banyak warga di daerah lain. (*)
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID)Warga Bandar Lampung Sebut Jargas PGN Lebih Hemat dan Praktis Dibanding LPG
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung- Keberadaan jaringan gas (Jargas) milik Perusahaan Gas Negara (PGN) diwilayah Bandar Lampung disambut positif warga yang sudah menjadi pelanggan setia.
Selain dirasa aman, penggunaan Jargas PGN juga dinilai lebih hemat dan praktis dibanding menggunakan gas LPG.
Warga yang telah beralih menggunakan Jargas dari PGN menyampaikan pengalaman positif mereka selama menjadi pelanggan.
Sarji (46) warga Sukarame, Bandar Lampung yang telah berlangganan selama lebih dari tiga tahun mengungkapkan bahwa penggunaan gas PGN lebih hemat dan praktis dibandingkan dengan LPG.
"Saya sempat hitung, dulu pakai gas melon bisa habis lima tabung sebulan. Sekarang pakai PGN, setara dengan tiga atau empat tabung saja. Lebih hemat dan nggak khawatir kehabisan mendadak," ujarnya, Minggu (27/4/2025).
Selain itu, ia juga menyoroti kemudahan dalam pemakaian dan keamanan instalasi.
Menurutnya, jika terjadi kebocoran, gas PGN lebih mudah terdeteksi dan sejauh ini sistem pemipaan di daerahnya juga dalam kondisi baik.
"Dari awal komunikasi dengan petugasnya juga bagus. Proses daftar cepat karena dekat dengan pusat layanan. Sampai sekarang nggak ada kendala yang berarti," tambahnya.
PGN juga dinilai lebih ramah lingkungan dan aman karena tidak menimbulkan nyala api yang membahayakan.
Warga berharap ke depan PGN dapat meningkatkan pelayanannya, terutama karena jumlah pelanggan terus bertambah.
"Sebagai pelanggan awal, kami harap jangan sampai terabaikan. Dan masyarakat perlu terus disosialisasikan karena masih banyak yang takut pindah ke PGN," pungkasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Deni Hakim warga Jalan Zainal Abidin Pagar Alam yang sudah menjadi pelanggan PGN sejak tahun 2017.
"Saya jadi pelanggan PGN kurang lebih pada tahun 2017, pada awal pembukaan pertama di Lampung dengan harga Rp4.750, 00 per satu kubik," kata dia.
Menurutnya, sebelum PGN masuk ke wilayah nya ia menggunakan tabung LPG 3 kilogram dan kerap kali kebingungan ketika gas melon langka.
"Sebelum PGN masuk pakai gas melon dan semenjak PGN masuk jadi lebih mudah karena tidak usah susah cari gas. Kalau tengah malem atau subuh mau masak sudah ada gas gak perlu cari lagi keluar," kata dia.
Selain itu ia juga menilai jika menggunakan PGN lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan gas LPG yang harga jual di warung melampaui harga eceran tertinggi (HET).
"Lebih murah pakai PGN, kalau LPG cari nya sekarang susah. Kalau PGN paling 70 sampai 80 ribu per bulan kalau melon sampai 3 hingga 4 tabung. Kalau beli juga harus pakai KTP dan tidak boleh lebih dari satu," tuturnya.
Selain itu untuk pembayaran juga lebih mudah bisa datang ke Alfamart, Indomaret atau menggunakan aplikasi PGN Mobile.
"Pembayaran nya juga bisa dimana saja seperti Indomaret atau Alfamart. Kalau saya di m-banking, kmudian sudah ada PGN Mobile jadi pembayaran perbulan bisa kita cek sendiri," katanya.
.
Hal senada juga disampaikan oleh, Renaldi, warga Jalan Tupai, Kedaton yang mengaku puas dengan layanan tersebut.
Ia menilai gas jaringan sebagai solusi yang lebih efisien dibandingkan dengan tabung gas konvensional.
"Dulu sempat khawatir soal kebocoran, tapi alhamdulillah sampai sekarang tidak pernah ada masalah. Saat dinyalakan pun tidak ada bau gas," ungkap Renaldi.
Menurutnya, selain aman dan nyaman, sistem pembayaran juga semakin praktis. Awalnya ia membayar melalui Indomaret atau kantor pos, namun kini cukup dengan mobile banking.
"Sekarang tinggal bayar lewat m-banking. Lebih cepat dan nggak perlu antre," tambahnya.
Salah satu keunggulan lain yang dirasakannya adalah ketersediaan gas yang stabil, terutama saat malam hari.
"Kalau pakai tabung gas, tengah malam kehabisan itu repot. Kadang gas juga langka. Sekarang jauh lebih tenang," imbuhnya.
Renaldi mulai menggunakan gas jaringan setelah ditawari oleh ketua RT setempat.
Saat itu pemasangan dilakukan secara gratis, sehingga mayoritas warga sepakat untuk beralih ke gas jaringan.
Untuk biaya tagihan, Renaldi menyebutkan bervariasi tergantung pemakaian.
"Paling murah saya pernah bayar Rp25.000, paling mahal Rp98.000. Belum pernah sampai Rp100.000, padahal dipakai setiap hari," kata dia.
Hingga kini, Renaldi belum pernah mengalami kendala teknis.
Ia berharap program gas jaringan ini terus berlanjut dan bisa dinikmati oleh lebih banyak warga di daerah lain. (*)
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID)
Berita Terkait: #Bisnis
| PILI Green Network, The Asia Foundation dan Gapoktanhut Lestari Sejahtera Tanam 50 Ribu Pohon |
|
|---|
| Grand Mall Lampung Soft Opening, Hadirkan Ragam Pilihan Kuliner |
|
|---|
| Wingstop Buka Gerai Ayam Goreng Rasa Bikin Nagih Perdana di MBK Lampung |
|
|---|
| Astra Dukung Paviliun Indonesia di COP30 |
|
|---|
| PTPN I Raih Tiga Kategori GRC Award 2025 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/JARGAS-PGN-dok.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.