Pemusnahan Bahan Peledak di Garut

Ketakutan Ilman Tak Temukan Kakaknya Saat Tragedi Ledakan di Cibalong Garut

Ketakutan Ilmansyah (26) tak temukan kakaknya saat tragedi ledakan maut di lokasi pemusnahan bahan ledak kedaluwarsa di Cibalong, Garut.

Tribunjabar.id/Istimewa
PEMUSNAHAN BAHAN PELEDAK: Belasan orang dilaporkan menjadi korban saat pemusnahan peluru atau bahan ledak kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025). Ketakutan Ilmansyah (26) tak temukan kakaknya saat tragedi ledakan maut di lokasi pemusnahan bahan ledak kedaluwarsa di Cibalong, Garut. Ternyata, sang kakak menjadi satu di antara korban tewas akibat terkena ledakan. 

"Kami sedang menunggu, katanya, almarhum mau diotopsi dulu," ujarnya kepada Tribunjabar.id. 

Dugaan Ledakan Kedua 

Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi menuturkan, meski prosedur pemusnahan sudah mengikuti standar, tidak tertutup kemungkinan terjadi ledakan kedua setelah proses utama selesai. 

"Kita dalami lagi. Mungkin ada ledakan kedua, detonator yang belum meledak, sehingga ketika masyarakat ke sana (terjadi ledakan), tapi itu dugaan awal," ungkap Kristomei.

Ia juga menjelaskan bahwa masyarakat sekitar sering kali mendatangi lokasi usai peledakan untuk mengambil logam sisa amunisi, seperti tembaga, besi, dan bagian dari granat mortir. 

"Biasanya selesai peledakan, masyarakat datang untuk mengambil sisa-sisa ledakan tadi, serpihan logamnya, tembaga, besi, bekas granat mortir. Itu juga sedang kita dalami lagi," kata dia. 

Kristomei menyebutkan, bahan peledak kedaluwarsa memang tidak bisa diprediksi sehingga butuh pendalaman. 

"Namanya amunisi kedaluwarsa, tidak bisa kita perkirakan. Nanti kita dalami," tambahnya.   

Desakan investigasi 

Anggota Komisi I DPR RI Oleh Soleh menyampaikan keprihatinannya sekaligus menyoroti kemungkinan adanya pelanggaran prosedur dalam pemusnahan amunisi.

Ia mendesak agar investigasi dilakukan secara menyeluruh untuk menemukan apakah ada unsur kelalaian dari prosedur ini.

"Tentu ini harus dilakukan investigasi menyeluruh supaya terang benderang, apakah prosedurnya sudah sesuai standar atau ada unsur kelalaian dari pihak TNI," kata Oleh. 

Senada dengan Oleh Soleh, anggota Komisi I DPR RI Sukamta berharap ada penjelasan gamblang dari pihak TNI usai kejadian yang menewaskan 13 orang.

"Kita harapkan ada penjelasan yang gamblang dari pihak TNI terkait dengan korban sipil di lokasi pemusnahan," kata Sukamta, kepada Kompas.com, Senin (12/5/2025). 

Menurut Sukamta, TNI semestinya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap SOP penyimpanan hingga pemusnahan amunisi.

Hal yang penting dilakukan saat ini adalah menginventarisir kondisi amunisi.

Sebab, amunisi yang sudah kedaluwarsa harus diamankan dengan prosedur yang tepat. 

"Karena amunisi atau bahan peledak kedaluwarsa mengalami degradasi, pembusukan, dan kerusakan struktural, yang membuatnya lebih tidak stabil dan rentan terhadap ledakan spontan," ujar dia.   

Salah prediksi 

Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menilai pemusnahan amunisi yang menyebabkan 13 korban jiwa terjadi lantaran kesalahan prediksi petugas. 

Ia menyebut, petugas meyakini bahwa seluruh amunisi telah hancur dalam pemusnahan atau peledakan pertama. 

Namun, ledakan susulan terjadi karena sifat amunisi kedaluwarsa yang tidak sepenuhnya bisa diprediksi. 

"Ini akibat dari kesalahan prediksi petugas. Dikiranya satu ledakan cukup, ternyata ada amunisi yang meledak belakangan dan menimbulkan korban," kata TB Hasanuddin dalam siaran pers, Senin (12/5/2025).

Menurutnya, ledakan susulan terjadi lantaran sifat amunisi yang tidak normal setelah kedaluwarsa. 

Tak heran, tidak semuanya akan meledak serentak ketika diledakkan. 

"Amunisi kedaluwarsa itu tidak semuanya akan meledak serentak ketika diledakkan. Ada yang meledak langsung, tapi ada juga yang meledak belakangan karena sifatnya yang tidak lagi normal," ujar dia. 

Ia menekankan, kejadian ini harus menjadi pembelajaran serius dan perlu ada pembatasan wilayah yang lebih ketat untuk mencegah warga sipil berada di area berbahaya.

Artikel ini telah tayang di TibunJabar.id dan Tribunbengkulu.com

BACA BERITA POPULER

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved