Berita Lampung

Total 53 Jemaah Haji Wafat di Tanah Suci, 2 dari Lampung

Dia menjelaskan, Siswanto wafat pada hari Sabtu (24/5/2025) lalu di Madinah. Warga Sindang Sari, Kotabumi, Lampung Utara itu tergabung dalam Kloter JK

Dok Tribunnetwork
WAFAT - Ilustrasi. Dua jemaah haji asal Lampung wafat di Tanah Suci, Sabtu (24/5/2025). 

Idap Pneumonia

Sebanyak 99 jemaah haji asal Indonesia dilaporkan mengalami pneumonia selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.

Kasus ini menjadi perhatian serius Kementerian Kesehatan, mengingat pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang bisa berakibat fatal, terutama bagi jemaah dengan kondisi kesehatan rentan atau memiliki penyakit penyerta. 

Menurut data dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Daerah Kerja (Daker) Makkah dan Madinah per tanggal 20 Mei 2025, pukul 16.00 WAS, kasus pneumonia menyebar di berbagai sektor dan kelompok terbang (kloter).

Para jemaah yang terinfeksi saat ini sedang dirawat secara intensif di rumah sakit rujukan di Makkah dan Madinah, Arab Saudi. 

“Kami mencatat peningkatan jumlah kasus pneumonia di kalangan jemaah haji Indonesia. Dari 99 kasus yang ada, satu jemaah meninggal dunia akibat penyakit ini. Situasi ini perlu diwaspadai karena bisa berkembang menjadi lebih serius jika tidak segera ditangani,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo di KKHI Madinah, Kamis (22/5/2025). 

Pneumonia merupakan peradangan pada alveoli atau kantung udara di paru-paru, yang bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, maupun jamur.

Dalam suasana ibadah haji yang sangat padat serta suhu lingkungan yang sangat tinggi, risiko penularan infeksi pernapasan meningkat signifikan.

KKHI mengidentifikasi beberapa faktor yang berperan dalam meningkatnya kasus pneumonia di kalangan jemaah. 

Pertama, suhu ekstrem. Data KKHI menunjukkan suhu di Makkah dan Madinah saat ini berkisar antara 41 hingga 47 derajat Celsius. Suhu tinggi yang disertai kurangnya asupan cairan dapat menyebabkan dehidrasi dan menurunkan daya tahan tubuh. 

Kedua, kelelahan fisik. Aktivitas ibadah haji yang padat seperti perjalanan panjang, umrah wajib, hingga puncak ibadah di Armuzna menuntut fisik yang kuat. Kelelahan bisa menurunkan sistem imun tubuh. 

Ketiga, kepadatan jemaah. Dengan jutaan orang berkumpul di satu tempat, risiko penularan penyakit menular seperti pneumonia semakin besar.

Keempat, penyakit penyerta. Jemaah yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan jantung lebih rentan terserang pneumonia. 

Liliek juga mengingatkan jemaah agar tetap waspada dengan menjalankan langkah-langkah pencegahan seperti menggunakan masker saat batuk-pilek atau di tempat ramai, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, serta mengonsumsi air putih atau air zam-zam sedikit demi sedikit hingga mencapai 2 liter per hari. 

Bagi jemaah dengan penyakit penyerta yang rutin mengonsumsi obat, penting untuk tidak melewatkan jadwal minum obat.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved