Dugaan Korupsi di Kemendikbud Ristek
Nadiem Makarim Berpeluang Diperiksa Dugaan Korupsi Kemendikbudristek Rp 9,9 T
Nama Nadiem Makarim disebut-sebut berpeluang diperiksa dalam kasus dugaan korupsi di Kemendikbudristek periode 2019-2023.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Nama Nadiem Makarim disebut-sebut berpeluang diperiksa dalam kasus dugaan korupsi di Kemendikbudristek periode 2019-2023.
Nadiem Makarim diduga terseret dalam kasus korupsi ini tentang pengadaan laptop Chromebook.
Namun meskipun begitu, Harli Siregar selaku Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung menjelaskan tentang pihaknya yang belum menetapkan satu orang pun tersangka dalam kasus korupsi yang merugikan negara sebesar Rp 9,9 triliun itu.
Kejagung sudah melakukan penggeledahan di dua apartemen berbeda milik Staf Khusus Mendikbudristek Bidang Isu-isu Strategis Fiona Handayani (FH) dan Staf Khusus Mendikbudristek Bidang Pemerintahan, Jurist Tan (JT).
Dua orang ini adalah staf khusus Mendikbudristek Nadiem Makarim, ketika dirinya masih menjabat di kursi Menteri Pendidikan.
Harli Siregar juga menjelaskan tentang kemungkinan Nadiem Makarim akan ikut diperiksa soal mega kasus ini.
Ia mengungkapkan terkait pihak-pihak mana saja yang akan diperiksa adalah kewenangan penyidik dan tergantung kebutuhannya.
Profil Nadiem Makarim
Berikut Tribunnews rangkum profil Nadiem Makarim, mantan Mendikbud yang berpeluang diperiksa Kejagung terkait kasus korupsi di lingkungan Kemendikbudristek saat pemerintahannya:
Dilansir situs Kemendikdasmen, Nadiem Makarim memiliki nama dan gelar lengkap Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.
Nadiem Makarim dua kali menjabat sebagai Menteri Pendidikan di era Kabinet Indonesia Maju dalam pemerintahan Presiden Jokowi.
Tepatnya, Nadiem Makarim menjabat Menteri Pendidikan dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sejak 23 Oktober 2019 hingga 28 April 2021.
Serta saat Kemendikbud berganti nama menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 28 April 2021 hingga 21 Oktober 2024.
Dilansir Wikipedia, Nadiem Makarim merupakan anak dari Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri.
Nadiem Makarim memiliki darah keturunan Arab-Minang dari sang ayah.
Sementara ibunya adalah keturunan campuran Arab-Jawa-Madura.
Ayah Nadiem Makarim dikenal sebagai seorang aktivis dan pengacara terkenal.
Ibu Nadim yaitu seorang penulis lepas dan anak dari Hamid Algadri, salah seorang perintis kemerdekaan Indonesia.
Nadiem Makarim menikah dengan Franka Franklin.
Istri Nadiem merupakan cucu dari Indriati Iskak.
Franka Franklin adalah seorang pebisnis dan menjadi salah satu pendiri (co founder) dan direktur utama perusahaan perhiasan Tulola Jewelry yang berbasis di Bali.
Pendidikan
Nadiem Makarim mengenyam pendidikan di dalam dan luar negeri.
Ia pernah bersekolah di SD Al Izhar, Pondok Labu, Jakarta.
Nadiem menamatkan pendidikan SMA di Singapura.
Setelah itu, Nadiem Makarim berkuliah di Universitas Brown, Amerika Serikat mengambil jurusan Hubungan Internasional di tahun 2002.
Ia mendapatkan gelar sarjana di tahun 2006.
Nadiem Makarim lalu mengambil pascasarjana di Harvard Business School untuk gelar Master of Business Administration.
Sepak Terjang
Awal karier Nadiem Makarim dimulai saat dirinya menjadi konsultan manajemen di McKinsey & Company pada tahun 2006.
Di tahun 2006-2009, Nadiem memutuskan untuk pulang ke Tanah Air dan bekerja di McKinsey & Co usai lulus dari Harvard.
Ia lalu menjadi konsultan McKinsey selama 3 tahun.
Kemudian, ia menjadi pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia usai bergelar MBA.
Di sana, ia juga menjabat sebagai Managing Editor pada tahun 2011.
Pada 2012, Nadiem memutuskan keluar dari Zalora untuk membangun perusahaan rintisan (startup) sendiri, termasuk Gojek yang pada waktu itu memiliki 15 karyawan dan 450 mitra driver.
Nadiem lalu menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Gojek yang telah ia rintis sejak tahun 2011 usai keluar dari Zalora.
Saat awal berdiri, Kartuku tidak ada kompetitor dalam sistem pembayaran non-tunai di Indonesia.
Kartuku kemudian diakuisisi Gojek untuk memperkuat GoPay.
Hingga akhirnya, Nadiem Makarim menjabat sebagai Menteri Pendidikan di tahun 2019 hingga 2024.
Di sana, ia juga menjabat sebagai Managing Editor pada tahun 2011.
Pada 2012, Nadiem memutuskan keluar dari Zalora untuk membangun perusahaan rintisan (startup) sendiri, termasuk Gojek yang pada waktu itu memiliki 15 karyawan dan 450 mitra driver.
Nadiem lalu menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Gojek yang telah ia rintis sejak tahun 2011 usai keluar dari Zalora.
Saat awal berdiri, Kartuku tidak ada kompetitor dalam sistem pembayaran non-tunai di Indonesia.
Kartuku kemudian diakuisisi Gojek untuk memperkuat GoPay.
Hingga akhirnya, Nadiem Makarim menjabat sebagai Menteri Pendidikan di tahun 2019 hingga 2024.
Baca juga: Terungkap Modus Dugaan Korupsi Rp 9,9 Triliun Pengadaan Laptop Kemendikbudristek
( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / TRIBUNNEWS.COM )
Anggota DPRD Lampung Minta Disdikbud Kooperatif Terkait Bantuan Chromebook |
![]() |
---|
SDN 1 Komering Putih Usir Jurnalis Tribun Saat Hendak Konfirmasi Chromebook |
![]() |
---|
Lampung Tengah Terima 2.500 Unit Laptop Chromebook, Ada 2 yang Hilang Dicuri |
![]() |
---|
Laptop Chromebook di Sekolah yang Ada di Lampung Masih Berfungsi Baik |
![]() |
---|
Irit Bicara, Nadiem Makarim Malah Minta Izin Seusai 9 Jam Diperiksa Kejagung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.