Berita Terkini Nasional

Pengakuan Mengejutkan Bocah SD Korban Penganiayaan 3 Pelajar di Makassar sebelum Tewas

Ternyata bocah SD tersebut sempat cerita kepada ibunya terkait penganiayaan yang menyebabkan korban dirawat di rumah sakit.

TribunTimur.com/Muslimin Emba
IBU MENANGIS PILU – Kartina (40) menangis di depan ruang autopsi RS Bhayangkara, tempat jenazah MR (15) diperiksa, Sabtu (31/5/2025). Bocah SD korban penganiayaan tiga pelajar di Makassar sempat cerita kepada ibu sebelum meninggal. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Makassar - Pengakuan mengejutkan bocah SD korban penganiayaan tiga pelajar di Makassar sebelum meninggal.

Ternyata bocah SD tersebut sempat cerita kepada ibunya terkait penganiayaan yang menyebabkan korban dirawat di rumah sakit.

Sebelum meninggal korban sempat mendapat perawatan selama beberapa hari di rumah sakit.

Namun pertolongan medis tidak dapat membuatnya bertahan hingga menghembuskan napas terakhirnya.

Sang ibu, Kartina (40) menangis saat mengungkap kondisi putranya, MR (15), siswa kelas enam SD meninggal dunia usai diduga dikeroyok teman sebayanya sepulang sekolah.

Warga Jalan Maccini Gusung Setapak 8, Kecamatan Makassar, Kota Makassar ini mengenang kondisi MR saat menjalani perawatan di rumah sakit selama lima hari sebelum menghembuskan napas terakhir, Jumat (30/5/2025).

Di atas kasur rumah sakit, MR sempat bercerita kepada ibunya soal dugaan pengeroyokan oleh tiga pelaku, dua di antaranya anak SD dan satu lainnya siswa SMP.

"Di rumah sakit itu cerita, dia (MR) dibilang dipukul ki. Kutanya, berapa orang pukul ki, dia angkat tiga jarinya baru bilang tiga orang," ujar Kartina sambil menangis di depan ruang autopsi jenazah RS Bhayangkara, Sabtu (31/5/2025).

"Kemudian dia angkat jarinya satu, baru bilang dia anak SMP. Dia angkat lagi jarinya bilang dua ini anak SD," tambahnya.

Kartina juga mengenang pengakuan MR soal bagian tubuhnya yang sakit akibat dugaan pengeroyokan tersebut.

"Waktu mau dirontgen, ditanya dokter, 'apata dipukul nak?'. Dia pegang tangan dokternya, lalu arahkan ke dadanya, bilang 'ini dokter'," ucapnya.

"Ditanya apata lagi, dia tunjuk perutnya. Baru masuk ICU, diraba kakeknya," lanjutnya.

Sang kakek, kata Kartina, sempat menanyakan siapa yang melakukan pemukulan, namun tidak mengingat semua nama yang disebut cucunya.

"Sempat ditanya, siapa-siapa pukul ki nak, dia sebut satu nama, tapi lupa siapa orangnya. Saya tulis namanya. Setelah itu drop mi, tidak bisa mi, sampai dipindah ke Rumah Sakit Faisal, kemudian meninggal mi kodong," tuturnya.

Kartina juga mengaku sempat mendapati baju MR robek sepulang sekolah.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved