Berita Lampung

Pemkot Bandar Lampung Dukung RS Mart untuk Kemandirian Ponpes Riyadhus Sholihin

Pemkot Bandar Lampung, mendukung terbentuknya unit usaha Riyadhus Sholihin Nur Rahmah (RS) Mart. 

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra
PERESMIAN RS MART - Pelaksana Tugas Asisten Bidang Administrasi Umum Setda, Pemkot Bandar Lampung, Ahmad Husna (tengah) ditemani pengasuh pondok pesantren Riyadhus Sholihin Nur Rahmah memotong pita peresmian RS Mart, Jumat (13/5/2025). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Pemerintah Kota atau Pemkot Bandar Lampung, mendukung terbentuknya unit usaha Riyadhus Sholihin Nur Rahmah (RS) Mart. 

Pelaksana Tugas Asisten Bidang Administrasi Umum Setda, Pemkot Bandar Lampung, Ahmad Husna mengatakan, pemkot sangat mendukung dengan kemandirian dari Ponpes Riyadhus Sholihin yang membentuk RS Mart tersebut. 

"Kami ucapkan selamat atas diresmikannya RS Mart tersebut dan kebetulan saya yang meresmikan minimarket tersebut mewakili Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana," kata Ahmad Husna, Pelaksana Tugas Asisten Bidang Administrasi Umum Setda, Pemkot Bandar Lampung,  Jumat (13/6/2025). 

Wali Kota mengharapkan agar RS Mart tersebut bisa maju dan lancar usahanya.

Dengan harapan ke depan terus mendukung aktifitas pembiayaan di Ponpes Riyadhus Sholihin

"Kami berharap dengan diresmikan RS Mart ini berharap daya beli masyarakat dalam membeli kebutuhan pokok atau primer di wilayah Kecamatan Kedamaian bisa meningkat," ujar Husna.

Apalagi keuntungan dari RS Mart tersebut full atau semuanya untuk membiayainya Ponpes Riyadhus Sholihin

Sementara itu, pengasuh Ponpes Riyadhus Sholihin, Ismail Zulkarnain mengatakan, minimarket RS Mart 
merupakan unit usaha pondok pesantren (Ponpes) yatim piatu dan dhuafa tahfidzul quran. 

"Adapun keuntungan dari RS Mart ini semuanya untuk pembiayaan pondok, semua tenaga kerjanya juga dari para santri yang kita miliki," terang Ismail. 

Ponpes Riyadhus Sholihin tersebut telah dihuni hampir 300 santri yang telah digratiskan semuanya.

"Maka untuk menunjang itu semua harus ada usaha tersebut dan terbentuklah RS Mart tersebut, termasuk mereka sekolah hingga pakaian yang kami sediakan untuk para santri," kata Ismail.

Maka dari itu harus ada usahanya yang mana ekonomi pesantren tidak bayar dan disubsidi oleh unit usaha pondok. 

"Kami menciptakan pondok pesantren yang mandiri dan tidak minta-minta ke orang lain," kata Ismail.

Yatim piatu di Ponpes Riyadhus Sholihin tidak untuk dijual dan bukan untuk dikasihani tapi dimuliakan hidup dan derajatnya. 

"Dengan tenaga kerjaa yang kita berdayakan yakni dari para alumni pondok pesantren Riyadhus Sholihin, mereka juga alumnus IIB Darmajaya," tukas Ismail.

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra) 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved