Berita Lampung

Geger Penampakan Harimau di Register 45 Mesuji, KPH Sungai Buaya dan BKSDA Pasang Perangkap

Kawasan hutan register 45 menjadi sorotan usai dibuat geger dengan adanya penampakan Harimau Sumatera.

Penulis: Fajar Ihwani Sidiq | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi
PASANG PERANGKAP - Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Sungai Buaya dan BKSDA Lampung saat meninjau dan memasang perangkap harimau di PT Alba V, Senin (23/6/2025).  

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Mesuji - Kawasan hutan register 45 menjadi sorotan usai dibuat geger dengan adanya penampakan Harimau Sumatera di wilayah konservasi Kabupate Mesuji pada Jumat (20/6/2025) lalu.

Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Sungai Buaya Edi Hermanto menjelaskan, bahwa pihaknya telah melakukan upaya dengan bekerja sama dengan BKSDA Lampung untuk memasang perangkap di PT Alba V. 

"Benar beberapa waktu lalu sempat ada laporan dari pekerja PT Alba bahwa mereka melihat seekor Harimau bahkan ada tapak (jejak) namun jejak tersebut tidak besar. Tetapi kami sudah berkoordinasi dengan BKSDA dan sudah kami pasang perangkap di wilayah tersebut," ungkap Edi saat dikonfirmasi, Selasa (24/6/2025).

Edi mengatakan, adanya penampakan harimau di areal tersebut dinilai kecil kemungkinannya oleh petugas, sebab hewan tersebut memiliki cakupan area berburu yang luas.

Menurutnya, hewan yang menjadi sasaran berburu harimau terdiri dari berbagai jenis, seperti babi hutan, kijang, atau sapi bahkan kambing. 

Meski demikian, hingga saat ini pihaknya belum pernah mendapatkan laporan terkait adanya hewan ternak yang hilang atau dimangsa hewan buas.

"Lokasi yang dilaporkan penampakan harimau sangat kecil yaitu hanya 100 hektare, sedangkan area berburu harimau jangkauannya sangat luas bisa sekitar 1000 hektare," kata Edi.

"Kecil kemungkinan bahwa yang diihat oleh pekerja adalah Harimau namun kita tetap melakukan penanganan agar meminimalisir korban," imbuhnya. 

Edi menambahkan, saat ini pekerja KPH sungai buaya dan BKSDA telah melakukan penanganan yaitu memasang perangkap Harimau. 

Selain memasang perangkap, pihaknya juga sudah melakukan pengecekan di seluruh wilayah tersebut.

Mulai dari wilayah yang dinilai jadi tempat mereka minum dan lokasi jejak dari telapak kaki tidak di temukan adanya bekas cakaran di pohon sekitar.

"Kami tidak menganggap enteng laporan ini, namun juga tidak bisa memungkiri jika harus melakukan antisipasi untuk langkah pencegahan. Namun bisa jadi, mungkin yang dilihat oleh pekerja adalah anjing hutan kita juga tidak tahu persisnya," tutup Edi.

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/Fajar Ihwani Sidiq)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved