Berita Terkini Nasional
Kisah Pria Kehilangan Istri dan Anak saat KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali
Ia kehilangan istri dan anaknya sekaligus saat KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di perairan Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam.
Tribunlampung.co.id, Jembrana – Kisah pilu dialami seorang pria bernama Imam Bakri.
Ia kehilangan istri dan anaknya sekaligus saat KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di perairan Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam.
Hingga kini, Imam belum mengetahui keberadaan istri dan anak keduanya yang masih balita itu.
Imam terlihat banyak merenung saat ditemui di Posko ASDP Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Kamis (3/7/2025).
Wajahnya cemas menanti kabar istrinya bernama Fitri April Lestari (32) dan anak keduanya, Afnan Aqiel Mustafa (3), yang belum ditemukan.
Imam mengatakan, istri dan anak keduanya bermaksud untuk menemuinya di Kota Denpasar.
Keduanya berangkat dari Kecamatan Cluring, Banyuwangi dengan menumpang travel.
"Kontak terakhir saya dengan istri saat dia memberi kabar sudah naik kapal. Setelah itu tidak ada kabar lagi," ucapnya.
Hingga sekitar pukul 03.30 Wita, Imam menerima panggilan telepon dari pihak travel, yang mengabarkan terjadi kecelakaan kapal.
Perasaan tak nyaman sontak menghantui Imam.
Sekitar pukul 04.00 Wita, ia bergegas menuju Gilimanuk untuk mencari keberadaan istri dan anaknya. Namun hingga Kamis siang, belum ada kabar keberadaan istri dan anaknya.
"Saya terus berdoa sambil cari data keberadaan istri dan anak, namun sampai saat ini belum ada informasi. Saya berharap anak dan istri saya segera ditemukan dan dalam kondisi selamat," imbuh Imam.
Kronologi KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam
KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam.
Kapal itu tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
KMP Tunu Pratama Jaya membawa total 65 orang yang terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal.
Saat ini, proses tim SAR gabungan masih melakukan pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin mengungkapkan, peristiwa tersebut pertama kali terpantau pada pukul 23.20 WIB.
Saat itu, KMP Tunu Pratama Jaya mengalami gangguan dan menyampaikan permintaan bantuan melalui saluran komunikasi radio.
"Berdasarkan informasi yang dihimpun, kapal mengalami blackout pada pukul 23.35 WIB," ujar Shelvy, Kamis (3/7/2025).
Tidak lama berselang, kapal tersebut terbalik dan hanyut ke arah selatan.
KMP Tunu Pratama Jaya berangkat dari Pelabuhan Ketapang pada Rabu (2/7/2025) pukul 22.56 WIB.
Saat itu, cuaca dilaporkan kurang bersahabat.
Sementara itu, Koordinator Pos SAR Banyuwangi Wahyu Setiabudi mengatakan, 24 menit setelah berangkat berlayar, kapal mengirim sinyal darurat atau distress call.
“Pukul 23.20 WIB kami mendapat info dari perwira jaga KMP Tunu Pratama Jaya mengenai panggilan distress,” ucap dia, Kamis (3/7/2025).
Selang 15 menit atau pada pukul 23.35 WIB, petugas jaga Syahbandar melihat kapal tersebut tenggelam.
Pada pukul 00.22 Wita, kapal dilaporkan terbalik dan hanyut ke arah selatan, usai mengirimkan pesan darurat melalui saluran komunikasi maritim channel 17.
Beberapa menit berikutnya, KMP Tunu Pratama Jaya kehilangan daya (blackout) dengan kondisi kapal makin memburuk.
Hingga kini, sudah ada empat orang korban yang dinyatakan meninggal dunia.
Keempatnya merupakan kru kantin di KMP Tunu Pratama Jaya, yakni Anang Suryono (59), Eko Sastriyo (51), Elok Rumantini (34), dan Cahyani (45).
Kebocoran Mesin
KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di perairan Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam, setelah sempat mengirim sinyal darurat hanya beberapa menit pascaberlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.
Diduga kuat, kondisi cuaca buruk menjadi faktor utama insiden nahas ini.
Kapal yang mengangkut total 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal serta membawa 22 unit kendaraan itu berlayar menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Meski saat itu cuaca dilaporkan kurang bersahabat, pelayaran tetap dilanjutkan.
“Pukul 23.20 WIB (Rabu) kami mendapat info dari perwira jaga KMP Tunu Pratama Jaya mengenai panggilan distress,” ujar Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setiabudi, Kamis (3/7/2025).
Pada Rabu (2/7/2025) sekitar pukul 23.35 WIB, kapal dilaporkan telah tenggelam dan terlihat oleh petugas Syahbandar.
Informasi dari saluran komunikasi pelayaran juga menyebutkan, kapal mengalami kebocoran mesin, kehilangan daya, dan akhirnya terbalik sebelum hanyut ke arah selatan.
Pada Kamis (3/7/2025) pukul 00.22 Wita, kapal dilaporkan terbalik dan hanyut ke arah selatan, usai mengirimkan pesan darurat melalui saluran komunikasi maritim 17. Beberapa menit setelah itu, kapal kehilangan daya (blackout), dan kondisi kapal makin memburuk.
Pencarian terkendala ombak tinggi Operasi penyelamatan langsung digelar oleh tim gabungan Basarnas, KPLP, dan Pos SAR Jembrana.
Namun, upaya ini terkendala gelombang laut tinggi hingga 2,5 meter dan angin kencang di sekitar lokasi tenggelamnya kapal.
“Sampai saat ini kami belum menemukan semua penumpang kapal. Cuaca dan ombak sangat menyulitkan proses pencarian,” jelas Wahyu.
Sementara itu, hingga Kamis pagi, keluarga para penumpang mulai berdatangan ke Pelabuhan Ketapang untuk mencari informasi terkait kondisi kerabat mereka.
Beberapa dari mereka terlihat panik, bahkan syok saat mendapati nama anggota keluarga masuk dalam daftar penumpang yang belum ditemukan.
Suyono, warga Kecamatan Wongsorejo, datang bersama keluarganya setelah mengetahui anaknya yang bekerja sebagai kru kapal termasuk dalam daftar korban.
Ia hanya terdiam ketika diberi tahu oleh petugas pelabuhan bahwa anaknya belum ditemukan.
Hal serupa dirasakan Baihaqi (50), warga Dadapan, Banyuwangi. Ia mencari keponakannya yang juga berada dalam kapal nahas tersebut.
“Dapat kabar ditemukan pertama kali. Senang rasanya,” ungkap Baihaqi.
Menurutnya, keponakannya biasa bekerja di Bali dan rutin menyeberang menggunakan kapal feri setiap lima bulan sekali.
“Dia berangkat sama lima temannya. Jadi enam orang. Lima dari satu desa selamat, tinggal satu yang belum ditemukan,” ucapnya.
Untuk memudahkan komunikasi, pihak pelabuhan membuka layanan informasi bagi keluarga penumpang.
Dua petugas disiagakan untuk membantu penyampaian perkembangan data pencarian.
Data awal korban dan kendaraan Berdasarkan manifes resmi milik PT Raputra Jaya, kapal membawa 53 penumpang dan 12 kru, dengan total 22 kendaraan.
Nama-nama penumpang juga telah tercatat secara lengkap, mencakup usia dan domisili, sebagai rujukan bagi proses evakuasi dan identifikasi korban.
Tim SAR masih terus berupaya menyisir perairan Selat Bali untuk menemukan seluruh penumpang yang belum diketahui keberadaannya. Kondisi cuaca di lokasi tetap dipantau ketat guna menjamin keselamatan proses penyelamatan.
31 Penumpang Selamat
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, sebanyak 31 penumpang berhasil diselamatkan dari insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.
Kapal tersebut tenggelam pada Rabu malam (2/7/2025) sekitar pukul 23.35 WIB.
"Hingga pukul 10.00 waktu setempat, data sementara dilaporkan empat orang meninggal dunia dan 31 orang penumpang telah berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Muhammad Masyhud, Kamis (3/7/2025).
Masyhud menambahkan bahwa para korban saat ini tengah berada dalam penanganan lebih lanjut di Gilimanuk, Bali.
Ia juga menyampaikan bahwa pendataan nama dan keterangan para korban kapal tenggelam di Selat Bali masih berlangsung.
Menurut laporan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, insiden ini terjadi di perairan Selat Bali, tepatnya pada koordinat 8° 9'32.35"S 114°25'6.38"E. KMP Tunu Pratama Jaya diketahui berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Sekitar pukul 23.20 WIB, kapal dilaporkan mengalami kondisi distress (darurat). “Berdasarkan laporan petugas di lapangan, kapal tenggelam pada pukul 23.35 WIB,” ungkap Masyhud.
Berdasarkan data manifest sementara, kapal mengangkut 53 penumpang, 12 kru, dan 22 unit kendaraan dari berbagai golongan.
Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) telah digelar sejak dini hari oleh tim gabungan dari Basarnas, TNI/Polri, Syahbandar, KPLP, ASDP, serta unsur terkait lainnya. Operasi ini berada di bawah koordinasi Kantor Pencarian dan Pertolongan.
"Saat ini, operasi SAR masih berlangsung dengan dukungan armada laut dan tim penyelamat dari berbagai instansi. Upaya pencarian terhadap penumpang lainnya masih terus dilakukan," jelas Masyhud.
Namun, proses evakuasi tidak berjalan mulus. Tim SAR menghadapi tantangan berupa gelombang laut tinggi yang mencapai 2 hingga 2,5 meter, angin kencang, dan arus laut yang kuat di sekitar lokasi kejadian. Cuaca ekstrem memperlambat kecepatan tim dalam menjangkau titik-titik pencarian.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden ini dan memastikan bahwa seluruh penanganan dilakukan secara cepat, terkoordinasi, dan dengan mengutamakan keselamatan jiwa.
“Kami terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung kelancaran operasi pencarian dan penyelamatan,” ujar Masyhud.
Sebagai bagian dari penanganan darurat, Kemenhub juga telah membuka Posko Terpadu Penanganan Evakuasi KMP Tunu Pratama Jaya di Kantor ASDP Cabang Gilimanuk.
Posko ini menjadi pusat informasi dan koordinasi bagi keluarga korban serta pihak terkait lainnya.
Masyhud menegaskan bahwa pemerintah akan terus menyampaikan perkembangan terbaru seiring dengan informasi resmi dari tim SAR di lapangan.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk menunggu informasi yang valid dan tidak mudah terprovokasi oleh kabar yang belum diverifikasi. (Tribun Bali/Kompas.com)
Cak Imin: Sound Horeg Boleh Asal Tidak Mengganggu |
![]() |
---|
Hasto Kristiyanto Kembali Jabat Sekjen PDIP, Ditunjuk Langsung oleh Megawati Soekarnoputri |
![]() |
---|
Alasan Sebenarnya Pria Pakai Cadar Menyamar Jadi Wanita Nyaris Dinikahi Pemuda |
![]() |
---|
Ayah Prada Lucky Namo Minta Maaf Akui Tak Bisa Tahan Emosi Anak Tewas Disiksa Senior |
![]() |
---|
KPK Bakal Panggil Bupati Pati Sudewo Terkait Dugaan Terima Suap DJKA Rp 3 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.