Berita Terkini Nasional

Pencarian 29 Korban Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya Diperluas, Diperkuat Koarmada II di Bali

Tim SAR Gabungan kembali melanjutkan upaya pencarian terhadap 29 orang korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Perairan Selat Bali.

Editor: Teguh Prasetyo
Istimewa via Surya.co.id
KAPAL TENGGELAM DI SELAT BALI - Foto memperlihatkan KMP Tunu Pratama Jaya saat bersandar. KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam, saat berlayar menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. KMP Tunu Pratama Jaya dimiliki oleh PT Pasca Dana Sundari, yang beroperasi di lintasan Laut Selat Bali. Kapal ini dibuat pada 2010. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BALI - Tim SAR Gabungan kembali melanjutkan upaya pencarian terhadap 29 orang korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Perairan Selat Bali.

Pada hari keempat pencarian, Sabtu (5/7/2025), Tim SAR Gabungan akan kembali mengerahkan alut laut dan udara dengan penguatan dari Koarmada II dan Pushidrosal.

Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, R. Eko Suyatno mengatakan, adapun penguatan dari Koarmada II, yaitu berupa KRI Fanildo 732, 1 unit helikopter Phanter yang memiliki sonar dengan kemampuan mendeteksi benda-benda di bawah laut, serta dua tim penyelam dari Dislambair dan Satkopaska.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa dengan penguatan alut dari Koarmada II dan tim ahli dari Pushidrosal, maka diharapkan akan dapat menemukan datum (posisi terakhir) yang pasti atau lokasi KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam.

Secara paralel sedang dilakukan langkah-langkah persiapan jika nantinya datum pasti sudah diketahui, seperti medical check up di RSUD Banyuwangi terhadap 22 orang personel penyelam, serta persiapan peralatan pendukung penyelaman.

Kepala Kantor SAR Surabaya selaku On Scene Coordinator Search and Rescue Unit (OSC SRU) Udara, Nanang Sigit menerangkan, ada dua helikopter yang melakukan pencarian hari ini, yaitu helikopter Dauphin HR 3606 Basarnas serta helikopter Bell 249 Baharkam Polri.

Kedua Alut udara ini akan melakukan pencarian melalui udara dari wilayah utara ke arah selatan.

Danlanal Banyuwangi selaku OSC SRU Laut Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso, menerangkan bahwa upaya pencarian di laut diperluas hingga sejauh 20 mil laut ke arah Selatan.

Adapun alut laut yang digunakan di antaranya KRI Tongkol 517, KRI Teluk Ende 813, KN SAR 249 Permadi, KN SAR Arjuna, KNP Grantin, KP Bima 7014 Polairud, Kapal Patkamla Payaman, KN Cundamani, KP Hiu Macan Tutul 02, RIB 03 dan RBB Pos SAR Banyuwangi, RIB 01 Pos SAR Jembrana, dan RIB Polairud.

Sementara itu, Danrem 083/ Baladhika Jaya menyampaikan bahwa SRU darat yang terdiri dari gabungan personel dari unsur TNI AD, Kepolisian dan sejumlah relawan, melakukan penyisiran di sepanjang garis pantai di wilayah Banyuwangi.

Hingga siang kemarin, sebanyak 36 orang korban berhasil ditemukan Tim SAR Gabungan, dengan rincian 30 orang ditemukan selamat dan 6 orang ditemukan meninggal.

Sementara itu korban yang belum ditemukan sebanyak 29 orang.

Tabur Bunga

Sementara itu, keluarga korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam menabur bunga di laut Selat Bali pada Sabtu (5/7/2025).

Tabur bunga diikuti beberapa keluarga, salah satunya keluarga yang kehilangan pasangan suami istri asal Desa Lemahbang, Kecamatan Songojuruh, Banyuwangi, Jawa Timur.

Proses tabur bunga dilakukan di Dermaga Ponton, area Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Keluarga korban telah membawa beberapa kantong keresek berisi kembang dan bersama-sama menaburkannya ke laut.

Salah satu dari mereka yang menabur kembang adalah Surya Dewi.

Ia kehilangan dua anggota dalam tragedi tersebut.

Mereka adalah pasangan suami-istri Bintang Nur Hidayat dan Elly.

Elly hilang dalam kondisi hamil 5 bulan.

Bintang adalah sopir truk Fuso. Saat kejadian, ia hendak mengirim sembako ke Bali.

Kebetulan, sang istri ikut dalam perjalanan tersebut.

"Tidak biasa mengajak istri. Tapi kemarin itu dianya (sang istri) mau ikut," kata Dewi, yang bertahan di Pelabuhan Ketapang bersama suaminya, Ahmad.

Dewi berharap, tabur bunga yang dilakukan bisa membuat proses pencarian semakin mudah.

Andaikata dua keluarganya tersebut masih hidup, ia ingin mereka bisa segera ditemukan.

"Kalau memang dia sudah meninggal, kami ingin bisa ditemukan jasadnya," tutur dia.

Dewi menjelaskan, mereka baru mendapat kabar soal kapal tenggelam pada Kamis (3/7/2025) sekitar pukul 7 pagi, atau hampir 8 jam setelah kapal dinyatakan tenggelam. 

"Tahu kabarnya dari saudara. Setelah saya datang (ke posko), saya cek nomor kendaraan (di data manifes), ternyata sama," tuturnya.

Sejak saat itu, Dewi dan suami bertahan di Posko Pelabuhan Ketapang untuk menunggu kabar keberadaan sang anak dan menantu.

"Sekarang kami hanya bisa menunggu dan berdoa," tutur mereka.

(tribunnetwork)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved