Berita Terkini Nasional

Misteri Kematian Brigadir Nurhadi, 1 Jam Krusial Tak Terekam CCTV

Kematian Brigadir Muhammad Nurhadi masih menyisakan misteri, lantaran ada 1 jam momen yang tak terekam kamera pengawas alias CCTV.

kompas.com/dokumentasi polisi
POLISI TEWAS: Almarhum Brigradir Nurhadi yang dilaporkan tewas di Gili Trawangan Lombok Timur, NTB pada Rabu 16 April 2025 malam. Ia ditemukan secara tidak wajar, saat bersama dua orang atasannya di Propam Polda NTB. Tiga orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kematian Brigadir Nurhadi, namun pelaku penganiayaan belum diketahui. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Kematian Brigadir Muhammad Nurhadi masih menyisakan misteri, lantaran ada 1 jam momen yang tak terekam kamera pengawas alias CCTV.

Satu jam tersebut menjadi waktu krusial dalam pengungkapan kasus tewasnya Brigadir Nurhadi.

Meski telah menetapkan 3 tersangka, polisi hingga kini belum mengungkap motif serta siapa sebenarnya yang melakukan pembunuhan terhadap anggota Paminal Propam Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

Tiga orang tersangka dalam kasus ini yakni Kompol I Made Yogi Purusa, Ipda Haris Chandra, dan seorang perempuan bernama Misri Puspita Sari (23).

Kendati demikian, polisi belum bisa memastikan pelaku yang melakukan penganiayaan terhadap Brigadir Nurhadi.

Dari hasil autopsi, Brigadir Nurhadi mengalami tindak kekerasan sebelum tenggelam di kolam renang.

Ia mengalami sejumlah luka di antaranya patah tulang lidah karena dicekik, memar akibat benda tumpul di kepala bagian depan dan belakang. Juga ditemukan air masuk di tubuh korban.

Selain itu, motif penganiayaan dan peran masing-masing tersangka juga belum terungkap.

Dugaan penganiayaan ini terjadi di Villa Tekek, Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, Rabu (16/4/2025).

Di balik misteri itu, ada momen krusial yang tidak terekam CCTV di lokasi kejadian.

Momen krusial itu berlangsung antara pukul 20.00 hingga 21.00 WITA. Dalam satu jam itu, tidak ada satu pun rekaman CCTV yang menangkap aktivitas di lokasi.

Penyidik menduga rentang waktu itu menjadi momen krusial terjadinya dugaan pencekikan terhadap Brigadir Nurhadi.

"Sehingga space waktu ini patut diduga tempat terjadinya (pencekikan) seperti yang disampaikan seperti hasil ekshumasi."

"Karena ada faktor sebelumnya diberikan sesuatu yang seharusnya tidak dikonsumsi tapi dikonsumsi," kata Ditreskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, dilansir TribunLombok.com.

Sampai saat ini, penyidik juga belum mendapatkan pengakuan dari para tersangka terkait kematian Brigadir Nurhadi.

Meski begitu, penyidik telah melakukan pemeriksaan menggunakan alat poligraf atau detektor kebohongan yang menunujukkan sebagian besar keterangan para tersangka tak jujur.

"Ini yang masih kami dalami, sampai hari ini kita belum dapatkan pengakuan," jelas Syarif, Rabu (9/7/2025).

Dari keterangan tersangka Misri, peristiwa yang merenggut nyawa Brigadir Nurhadi itu terjadi pada 16 April 2025.

Keterlibatannya dalam kasus ini bermula saat ia diajak oleh Kompol Yogi untuk berlibur ke Gili Trawangan.

Kuasa hukum Misri, Yan Mangandar Putra mengatakan, kilennya itu dibayar Rp10 juta untuk menemani Kompol Yogi.

Misri berangkat dari Bali menuju Lombok menggunakan speedboat.

Setibanya di Pelabuhan Senggigi, Misri dijemput oleh Brigadir Nurhadi. Ia masuk ke dalam mobil dan disusul Kompol Yogi serta Ipda Haris.

Mereka lantas menjemput seorang perempuan bernama Melanie Putri, yang diketahui rekan wanita Ipda Haris.

Setibanya di Gili Trawangan, Kompol Yogi dan Misri menginap di Villa Tekek, sedangkan Ipda Haris, Brigadir Nurhadi dan Melanie di Villa Natya.

Sore harinya, mereka berkumpul di Villa Tekek mengadakan pesta, dengan mengonsumsi narkoba dan obat penenang jenis Riklona.

Dalam pesta itu, Brigadir Nurhadi dan Ipda Haris juga mengonsumsi minuman keras.

"Semuanya kehilangan kesadaran sampai mabuk," kata Yan. 

Dalam kondisi tersebut, Misri melihat Brigadir Nurhadi menggoda Melanie yang merupakan rekan wanita Ipda Haris.

Disebutkan, Misri juga sempat melihat Brigadir Nurhadi mencium perempuan tersebut.

Misri pun mengingatkan Nurhadi agar tidak menganggu teman wanita dari seniornya itu.

Setelah itu, Melanie dan Ipda Haris kembali ke villa tempatnya menginap, sedangkan tiga orang lainnya tetap berada di Villa Tekek.

"Kompol YG masuk ke tempat tidur, Nurhadi tetap di kolam dan Misri berada di sekitar kolam," kata Yan. 

Misri mengungkapkan, dalam rentang waktu pukul 18.20 WITA sampai 19.55 WITA, ia sempat melihat Ipda Haris dua kali datang ke Villa Tekek.

Pertama, ia datang dan langsung duduk di pinggir kolam serta sempat melakukan panggilan video.

Namun, saat kedatangan kedua, Ipda Haris tampak celingak-celinguk, namun hanya di emperan villa.

Kemudian pada pukul 19.55 WIT, Misri memvideokan Brigadir Nurhadi yang masih berada di dalam kolam.

Misri lantas masuk ke kamar dan melihat Ipda Haris berada di pinggir kolam dan mencoba membangunkan Kompol Yogi.

"Karena mungkin dia merasa kalau ada yang penting makanya Haris ini berulang kali ke kamar, makanya dia membangunkan Yogi," beber Yan.

Setelahnya, Misri masuk ke kamar mandi dan berada di dalam selama 40 menit.

Keluar dari kamar mandi, ia melihat Kompol Yogi berada di atas kasur dengan kaki menjuntai ke lantai.

Sekira pukul 21.00 WITA, Misri sempat berjalan menuju kolam, akan tetapi ia tak melihat siapapun.

Namun, semakin mendekati kolam, ia baru melihat Brigadir Nurhadi yang sudah berada di dasar kolam.

"Ia spontan histeris dan membangunkan Yogi dan Yogi langsung berlari menuju kolam untuk mengangkat Nurhadi," kata Yan. 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Polisi Kesulitan Identifikasi Tersangka yang Melakukan Penganiayaan Terhadap Brigadir Nurhadi

Baca juga: Misri Sempat Bela Brigadir Nurhadi Gara-gara Minuman, Kompol Yogi Tak Terima

( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / TRIBUNNEWS.COM )

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved