Berita Lampung

Perjuangan Hidup Difabel Cantik Asal Lampung Tengah, Agil Sudah Buat 15 Buku dan Buka Rumah ABC

Seorang gadis difabel berparas cantik bernama Agil Rizkiani (24), asal Lampung Tengah memberikan motivasi dan semangat bagi generasi muda.

Penulis: Fajar Ihwani Sidiq | Editor: Teguh Prasetyo
Tribunlampung.co.id/Fajar Ikhwani Sidiq
MENGAJAR BALITA - Seorang gadis difabel berparas cantik bernama Agil Rizkiani (24) asal Lampung Tengah mengajar anak-anak balita di Rumah ABC (Anak Belajar Ceria), Selasa (8/7/2025). 

Kesibukan mengurus rumah, merawat sang ayah, dan mengajar anak didik di Rumah ABC, namun tidak membuat Agil kekurangan waktu.

Bahkan ia saat ini sedang menempuh pendidikan lanjut di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).

Dan untuk biaya kuliahnya, ia dapatkan secara mandiri dari mengajar di Rumah ABC.

Tak hanya itu, Agil juga membuka toko online dengan produk "handmade" yang ia buat seperti tas, aksesoris, dan produk "reseller".

Semua itu ia kelola melalui ponselnya.

Makanya dengan seluruh kegiatan yang Agil lakukan, sama sekali tidak menggambarkan bahwa dia seorang disabilitas yang identik selalu membutuhkan bantuan orang lain.

"Saya hobi membaca. Dari hobi ini saya juga tertarik menulis buku. Saya sudah menulis 15 buku dengan genre novel romance dan biografi. Semua buku itu saya tulis lewat HP dan dipasarkan lewat HP juga," ujarnya sembari menunjukkan buku biografi yang ia tulis tentang Bripka Leonardo Kriswanto, salah satu Bhabinkamtibmas Polsek Bangun Rejo, Polres Lampung Tengah.

Menurutnya, kegemarannya membaca dan menulis sudah menjadi "self healing" dan memberikan kebahagiaan, ketenangan, dan hiburan tatkala Agil sedang penat.

Agil mengaku, mampu menulis buku paling singkat 7 hari.

Dan untuk menulis buku lebih dari 300 halaman, ia mengatakan hanya butuh waktu kurang lebih 1 bulan saja.

Adapun inspirasinya dalam menulis berasal dari pengalamannya datang ke berbagai tempat ataupun pengalaman pribadi orang di sekitarnya atau yang dilihatnya di ponsel.

Seperti buku biografi Bripka Leonardo yang dikenalnya sebagai polisi.

"Saya pernah ketemu Pak Leo, saya juga mendengar beberapa kegiatan beliau dari cerita tetangga dan artikel yang saya baca. Pak Leo disebutkan suka membantu orang yang membutuhkan dan mensupport para difabel. Saya lalu minta izin membuat biografinya," imbuh Agil.

Baginya, difabel itu sama dengan orang lain pada umumnya.

Dan Agil meyakini bahwa setiap difabel mempunyai caranya masing-masing untuk berkreasi, berprestasi, dan jalani hobi, asalkan punya semangat dan keteguhan hati.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved