Berita Lampung

Perjuangan Hidup Difabel Cantik Asal Lampung Tengah, Agil Sudah Buat 15 Buku dan Buka Rumah ABC

Seorang gadis difabel berparas cantik bernama Agil Rizkiani (24), asal Lampung Tengah memberikan motivasi dan semangat bagi generasi muda.

Penulis: Fajar Ihwani Sidiq | Editor: Teguh Prasetyo
Tribunlampung.co.id/Fajar Ikhwani Sidiq
MENGAJAR BALITA - Seorang gadis difabel berparas cantik bernama Agil Rizkiani (24) asal Lampung Tengah mengajar anak-anak balita di Rumah ABC (Anak Belajar Ceria), Selasa (8/7/2025). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG TENGAH - Seorang gadis difabel berparas cantik bernama Agil Rizkiani (24), asal Lampung Tengah memberikan motivasi dan semangat bagi generasi muda untuk terus berkarya dan bertumbuh dengan keterbatasan dan tantangan hidup dimasa modern.

Bahkan saat ini, Agil harus berperan sebagai remaja, tulang punggung keluarga, mahasiswi, sekaligus guru les bagi puluhan anak balita.

Di sebuah bangunan sederhana bernama Rumah ABC (Anak Belajar Ceria), tampak Agil memberikan pelajaran ilmu-ilmu dasar kepada puluhan balita di Kampung Cimarias, Kecamatan Bangun Rejo, Lampung Tengah.

Pelajaran yang diberikan Agil merupakan pengetahuan dasar, sebelum para balita itu menempuh pendidikan formal.

Sebagai guru, ia mengaku tidak puas jika hanya sekedar memberikan ilmu membaca, menulis, berhitung, dan pengetahuan dasar umum lainnya.

Makanya dengan metode mengajarnya, Agil selalu mengajak anak didiknya membiasakan diri untuk percaya diri, ramah dalam bersosialisasi dan budi pekerti.

Tak lupa ia juga selalu mengajarkan untuk berdoa dalam memulai dan mengakhiri kegiatan belajar.

Agil sendiri kecil dan tumbuh dengan segala perjuangan hidup yang tidak semua anak bisa melaluinya.

Dibesarkan dengan keterbatasan ekonomi, kehilangan sosok ibu karena perceraian, dan memilih tinggal berdua bersama ayahanda yang kini menderita gangguan kejiwaan, bukanlah perkara mudah yang bisa dihadapi seorang anak.

Namun itulah yang membedakan Agil dengan remaja lainnya.

Apalagi ditambah sejak kecil, Agil sudah berdamai dengan keterbatasan fisiknya, karena tangan dan kaki kirinya mengalami kelainan sehingga memaksanya untuk terus menggunakan satu tongkat saat berjalan.

Tapi itu semua sama sekali tidak menjadikannya hambatan untuk maju, bahkan ia menemukan dunianya sendiri akibat kondisi tersebut.

Bukan hanya akhlak dan pengabdiannya kepada orangtua yang luar biasa, segudang prestasi akademik juga tidak sulit diraihnya.

Karenanya dengan prestasi tersebut, tak sedikit anak didik yang enggan meninggalkan Rumah ABC, meskipun jam belajar telah usai, karena hubungan emosional Agil begitu baik dan membuat anak muridnya nyaman.

"Alhamdulillah aku sering juara kelas dari TK sampai SMP, juara 1 atau 2. Terus kemarin saat SMA dari kelas 1 sampai kelas 3, alhamdulillah juara 1 terus," kata Agil saat Tribun Lampung mengunjungi Rumah ABC, Selasa (8/7/2025).

Kesibukan mengurus rumah, merawat sang ayah, dan mengajar anak didik di Rumah ABC, namun tidak membuat Agil kekurangan waktu.

Bahkan ia saat ini sedang menempuh pendidikan lanjut di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).

Dan untuk biaya kuliahnya, ia dapatkan secara mandiri dari mengajar di Rumah ABC.

Tak hanya itu, Agil juga membuka toko online dengan produk "handmade" yang ia buat seperti tas, aksesoris, dan produk "reseller".

Semua itu ia kelola melalui ponselnya.

Makanya dengan seluruh kegiatan yang Agil lakukan, sama sekali tidak menggambarkan bahwa dia seorang disabilitas yang identik selalu membutuhkan bantuan orang lain.

"Saya hobi membaca. Dari hobi ini saya juga tertarik menulis buku. Saya sudah menulis 15 buku dengan genre novel romance dan biografi. Semua buku itu saya tulis lewat HP dan dipasarkan lewat HP juga," ujarnya sembari menunjukkan buku biografi yang ia tulis tentang Bripka Leonardo Kriswanto, salah satu Bhabinkamtibmas Polsek Bangun Rejo, Polres Lampung Tengah.

Menurutnya, kegemarannya membaca dan menulis sudah menjadi "self healing" dan memberikan kebahagiaan, ketenangan, dan hiburan tatkala Agil sedang penat.

Agil mengaku, mampu menulis buku paling singkat 7 hari.

Dan untuk menulis buku lebih dari 300 halaman, ia mengatakan hanya butuh waktu kurang lebih 1 bulan saja.

Adapun inspirasinya dalam menulis berasal dari pengalamannya datang ke berbagai tempat ataupun pengalaman pribadi orang di sekitarnya atau yang dilihatnya di ponsel.

Seperti buku biografi Bripka Leonardo yang dikenalnya sebagai polisi.

"Saya pernah ketemu Pak Leo, saya juga mendengar beberapa kegiatan beliau dari cerita tetangga dan artikel yang saya baca. Pak Leo disebutkan suka membantu orang yang membutuhkan dan mensupport para difabel. Saya lalu minta izin membuat biografinya," imbuh Agil.

Baginya, difabel itu sama dengan orang lain pada umumnya.

Dan Agil meyakini bahwa setiap difabel mempunyai caranya masing-masing untuk berkreasi, berprestasi, dan jalani hobi, asalkan punya semangat dan keteguhan hati.

Ia pun mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang peduli dengan difabel, dan percaya jika difabel itu bisa.

Agil mengatakan, ingin menunjukkan kepada difabel yang sama sepertinya untuk terus semangat dan memotivasi diri dengan kegiatan positif serta ilmu agama.

Sebab, Agil percaya bahwa setiap kekurangan yang dimiliki, menyimpan sejuta kelebihan.

Dan itu bisa diraih dengan rasa percaya diri, mau belajar, dan niat dari hati.

"Tidak pernah sedikitpun saya terbesit untuk putus asa dan menyerah. Untuk difabel lain pasti punya hobi yang bisa ditekuni, pasti punya kemampuan untuk berprestasi, dan bisa menjalani hidup seperti orang pada umumnya," tuturnya.

Bripka Leonardo Kriswanto selaku tetangga, teman, dan Bhabinkamtibmas di kantor kepolisian setempat mengatakan, pencapaian Agil bukan sesuatu yang mudah karena butuh kesabaran dan ketekunan.

Menurutnya, Agil adalah remaja yang ramah, baik, percaya diri dan tidak memilih teman dalam bergaul.

"Saya sudah lama mengenal Agil. Saya turut prihatin dengan keadaannya, dia dan ayahnya awalnya menumpang tinggal dan keadaan ekonominya kekurangan. Bahkan karema keadaan sang ayah, ia harus jadi tulang punggung keluarga. Saat saya ketemu Agil, saya selalu katakan untuk tidak menyerah dan saya yakin Agil bisa berjuang dan melalui masa sulit," imbuh Bripka Leonardo Kriswanto.

Leo pun mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah untuk mendukung semua disabilitas agar bisa berkarya dan bertumbuh seperti Agil.

"Saya berharap pemerintah dapat melihat bahwa difabel punya kesempatan dan kemampuan yang sama. Orangtua harus memberikan dukungan terhadap anaknya yang mengalami hal serupa. Karena semangat dari orang terdekat adalah kekuatan besar untuk menjadi lebih baik kedepannya," pungkasnya. (fajar ihwani sidiq)

 

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved