Berita Terkini Nasional

Hasil Autopsi Ulang Juliana Marins di Brasil Tidak Beda Jauh dengan di Indonesia

Hasil autopsi kedua jenazah pendaki  yang meninggal di Gunung Rinjani. Juliana Marins di Brasil tidak beda jauh dengan hasil autopsi pertama.

|
Editor: taryono
Kolase Tribunnews/Dokumentasi Brimob Polri NTB
EVAKUASI PENDAKI BRASIL - Jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27) yang terjatuh di Gunung Rinjani telah berhasil dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan pada hari ini, Rabu (25/5/2025), tepatnya pada pukul 16.20 WITA. Basarnas ungkap penyebab evakuasi pendaki asal Brasil butuh waktu berhari-hari. (Kolase Tribunnews (Dokumentasi Brimob Polri NTB)) 

Tribunlampung.co.id, Jakarta - Hasil autopsi kedua terhadap jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang meninggal di Gunung Rinjani, tidak menunjukkan perbedaan signifikan dibandingkan dengan hasil autopsi pertama yang dilakukan di Indonesia.

Jika tim forensik Indonesia menyatakan bahwa Juliana meninggal paling lama 20 menit setelah mengalami benturan, maka ahli forensik dari Kepolisian Rio de Janeiro, Brasil, menyebutkan bahwa Juliana tewas sekitar 10 hingga 15 menit setelah terjatuh ke dalam jurang dengan kedalaman ratusan meter.

Laporan tersebut menjelaskan bahwa Juliana Marins meninggal akibat luka fatal yang dideritanya sebelum akhirnya kehabisan napas. Ia mengalami pendarahan internal hebat dan trauma serius akibat jatuh dari ketinggian

Hasil pemeriksaan forensik, Juliana Merins mengalami fraktur pada panggul, dada, tengkorak, dan beberapa bagian tubuh lainnya cedera yang membuatnya tidak mampu bergerak atau meminta pertolongan.

Tim forensik Brasil memperkirakan korban masih hidup selama 10 hingga 15 menit sebelum akhirnya meninggal dunia.

Rentang waktu ini jauh lebih singkat dibandingkan hasil autopsi di Rumah Sakit Bali Mandara, Denpasar, Indonesia.

Hasil Autopsi di Indonesia
 
Proses autopsi pertama dilakukan di Rumah Sakit Bali Mandara, Denpasar, Indonesia pada Kamis (26/6/2025) pukul 22.00 WITA.

Dokter Ida Bagus Putu Alit, DMF. Sp.F selaku dokter forensik RSUD Bali Mandara mengungkapkan hasil autopsi jenazah Juliana Marins ditemukan luka-luka pada seluruh tubuh Juliana Marins.

Terutama luka lecet geser yang menandakan korban memang tergeser dengan benda-benda tumpul. 

"Kemudian kita juga menemukan adanya patah-patah tulang. Terutama di daerah dada, bagian belakang, juga tulang punggung dan paha," kata Dokter Alit dilansir Tribun-Bali.

Dari patah-patah tulang ini, terjadi kerusakan pada organ-organ dalam serta pendarahan.

Pihak rumah sakit menyimpulkan sebab kematian Juliana Marins adalah karena kekerasan tumpul, yang menyebabkan kerusakan organ-organ dalam dan pendarahan.

Pendarahan paling parah dan banyak terjadi di dada dan perut. 

Tidak ada organ seplin yang mengkerut atau menunjukkan perdarahan lambat. 

Sehingga dapat disampaikan, kematian yang terjadi pada korban itu dalam jangka waktu yang sangat singkat dari luka terjadi.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved