Berita Terkini Nasional
Hasil Autopsi Ulang Juliana Marins Selaras dengan Autopsi Pertama di Indonesia
Hasil autopsi ulang Juliana Marins selaras dengan autopsi pertama yang dilakukan oleh di Rumah Sakit Bali Mandara, Denpasar, Indonesia.
Tribunlampung.co.id, Jakarta - Jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins menjalani autopsi ulang di Brasil.
Autopsi ulang itu dilakukan oleh ahli forensik dari Kepolisian Rio de Janeiro, Brasil.
Hasilnya, selaras dengan autopsi pertama yang dilakukan oleh di Rumah Sakit Bali Mandara, Denpasar, Indonesia.
Jika tim forensik Indonesia menyatakan bahwa Juliana meninggal paling lama 20 menit setelah mengalami benturan, maka ahli forensik dari Kepolisian Rio de Janeiro, Brasil, menyebutkan bahwa Juliana tewas sekitar 10 hingga 15 menit setelah terjatuh ke dalam jurang dengan kedalaman ratusan meter.
Laporan tersebut menjelaskan bahwa Juliana Marins meninggal akibat luka fatal yang dideritanya sebelum akhirnya kehabisan napas. Ia mengalami pendarahan internal hebat dan trauma serius akibat jatuh dari ketinggian
Hasil pemeriksaan forensik, Juliana Merins mengalami fraktur pada panggul, dada, tengkorak, dan beberapa bagian tubuh lainnya cedera yang membuatnya tidak mampu bergerak atau meminta pertolongan.
Tim forensik Brasil memperkirakan korban masih hidup selama 10 hingga 15 menit sebelum akhirnya meninggal dunia.
Rentang waktu ini jauh lebih singkat dibandingkan hasil autopsi di Rumah Sakit Bali Mandara, Denpasar, Indonesia.
Hasil Autopsi di Indonesia
Proses autopsi pertama dilakukan di Rumah Sakit Bali Mandara, Denpasar, Indonesia pada Kamis (26/6/2025) pukul 22.00 WITA.
Dokter Ida Bagus Putu Alit, DMF. Sp.F selaku dokter forensik RSUD Bali Mandara mengungkapkan hasil autopsi jenazah Juliana Marins ditemukan luka-luka pada seluruh tubuh Juliana Marins.
Terutama luka lecet geser yang menandakan korban memang tergeser dengan benda-benda tumpul.
"Kemudian kita juga menemukan adanya patah-patah tulang. Terutama di daerah dada, bagian belakang, juga tulang punggung dan paha," kata Dokter Alit dilansir Tribun-Bali.
Dari patah-patah tulang ini, terjadi kerusakan pada organ-organ dalam serta pendarahan.
Pihak rumah sakit menyimpulkan sebab kematian Juliana Marins adalah karena kekerasan tumpul, yang menyebabkan kerusakan organ-organ dalam dan pendarahan.
Pendarahan paling parah dan banyak terjadi di dada dan perut.
Laju KA Agro Bromo Anggrek Melambat sebelum Anjlok, 259 Penumpang Dievakuasi |
![]() |
---|
Nasib Korban Kecelakaan, Motor Dibawa Kabur Pria yang Pura-pura Jadi Penolong |
![]() |
---|
Pria Habisi Nyawa Sahabat Gara-gara Tersinggung Diminta Gantian Karaoke |
![]() |
---|
Ratusan Murid SD Belajar di Teras Imbas Penjaga Sekolah Gagal Jadi PPPK Segel Kelas |
![]() |
---|
Hasto Kristiyanto Langsung Makan Sate Padang setelah Bebas dari Tahanan KPK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.