Beras Premium Oplosan
Cerita Pedagang Oplos Beras Premium dengan Raskin
Sejumlah pedagang di Pasar Induk Cipinang secara terbuka mengaku mengoplos beras—bahkan mencampur menir dan beras rusak demi memenuhi permintaan.
Ia menyebutnya sebagai "rahasia dagang." Namun, ia menyebut pencampuran dilakukan itu untuk menyiasati harga agar tetap terjangkau konsumen.
“Kalau bujet mereka cuma di Rp 12 ribu, sementara beras di lapangan Rp 12 ribu itu tidak ada, ya mau enggak mau kita sodorkan produk yang sesuai harga segitu,” katanya seraya mengeklaim tanpa praktik mixing itu pedagang beras tak akan bisa bertahan.
Investigasi Tribunnews menemukan bahwa praktik mixing itu dilakukan secara terbuka di sejumlah toko di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, pusat distribusi beras terbesar di Indonesia.
Setidaknya, dua dari tiga toko yang ditelusuri tim Tribun—Toko Beras NJ dan Toko Beras F—mengaku sanggup memenuhi permintaan pengoplosan beras sesuai permintaan konsumen.
Modusnya serupa dengan praktik di toko milik Jefry, pelaku yang sebelumnya lebih dulu tertangkap karena mencampur beras raskin, beras Demak, dan menir.
“Kita bisa mix sesuai permintaan, misalnya premium dicampur medium, atau pakai menir biar murah,” ujar seorang penjaga toko yang tak ingin disebutkan namanya.
Sementara Toko Beras IJ menolak melakukan oplosan sembarangan.
Mereka hanya melayani pencampuran sesama jenis beras premium, tanpa menir atau beras kualitas rendah. Namun kejanggalan ditemukan di toko ini.
Karyawan bernama Rika (nama samaran) mengungkapkan, sejumlah karung beras dalam kemasan lima kilogram tidak boleh dibeli pelanggan karena berisi campuran beras berkualitas buruk seperti menir. Padahal karung-karung itu berjajar di rak etalase toko.
“Itu hanya contoh karung, isinya enggak untuk dijual. Di dalamnya sudah dicampur menir. Kalau mau beli harus minimal 50 kilogram,” ujar Rika saat ditanya.
Keterangan ini memperkuat dugaan bahwa praktik oplosan dilakukan secara sistematis, dengan kemasan cantik untuk mengelabui konsumen.
Pengoplosan dilakukan bukan hanya untuk menekan harga, tapi juga mengejar untung besar dari pembeli yang tak menyadari isi sebenarnya.
Temuan ini menunjukkan bahwa pengawasan kualitas beras di tingkat distribusi masih sangat lemah, dan konsumen menjadi pihak paling dirugikan tanpa sadar.
Praktik seperti ini tidak hanya menyalahi etika dagang, tapi juga melanggar ketentuan pangan dan standar mutu nasional.
Kerugian Rp 99,35 Triliun
Perpadi Lampung Nilai Wacana Penghapusan Kategori Beras Premium Langkah Tepat |
![]() |
---|
Terkait Isu Beras Oplosan, Perpadi Minta Masyarakat Lampung Tidak Resah |
![]() |
---|
Pemerintah Tak Tarik Beras Oplosan, Minta Ritel Turunkan Harga Sesuai Kualitas |
![]() |
---|
Kekecewaan Mentan Amran Terhadap Produsen Beras, 'Bentuk Pengkhianatan!' |
![]() |
---|
FANTASTIS, Potensi Kerugian Bisa Sentuh Rp 1.000 T, 212 Merek Beras Diduga Oplosan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.