Berita Terkini Nasional

Elma Bergetar Ungkap Kebiasaan Brigadir Nurhadi yang Tak Mungkin Terlupakan

Suara Elma Agustina (28) bergetar tatkala menceritakan kebiasaan mendiang suaminya, Brigadir Muhammad Nurhadi, sebelum berangkat kerja.

Kolase TribunLombok.com / Dokumentasi
KEBIASAAN NURHADI: Foto kolase, (kiri) almarhum Brigadir Muhammad Nurhadi dan (kanan) Elma Agustina (28), istri Nurhadi. Suara Elma Agustina (28) bergetar tatkala menceritakan kebiasaan mendiang suaminya, Brigadir Muhammad Nurhadi, sebelum berangkat kerja. Seakan tak percaya atas kenyataan yang terjadi, namun Elma berusaha ikhlas melepas kepergian suami tercintanya untuk selamanya. Diketahui, Brigadir Nurhadi ditemukan tewas dalam kolam di Villa Tekek, Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, pada Rabu (16/4/2025). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Mataram - Suara Elma Agustina (28) bergetar tatkala menceritakan kebiasaan mendiang suaminya, Brigadir Muhammad Nurhadi, sebelum berangkat kerja.

Seakan tak percaya atas kenyataan yang terjadi, namun Elma berusaha ikhlas melepas kepergian suami tercintanya untuk selamanya.

Diketahui, Brigadir Nurhadi ditemukan tewas dalam kolam di Villa Tekek, Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, pada Rabu (16/4/2025).

Atas kasus kematian Brigadir Nurhadi tersebut, polisi menetapkan 3 tersangka. Selain Misri Puspita Sari (24), dua tersangka lainnya yakni atasan langsung Brigadir Nurhadi, yakni Kompol I Made Yogi Purusa, Ipda Haris Chandra.

Satu hal yang masih sulit dilupakan Elma yakni terkait kebiasaan sang suami, yang penuh kasih, setiap kali hendak berangkat kerja.

Sosok suami yang penyayang dan disiplin itu kini hanya tinggal kenangan, setelah ia ditemukan tewas secara misterius di Gili Trawangan, Lombok Utara.

“Setiap berangkat kerja, dia selalu cium kening saya, cium anak-anak juga. Bahkan dia selalu yang bangunin saya pagi-pagi sebelum berangkat,” ucap Elma dalam podcast TribunLombok, Senin (14/7/2025), dengan suara bergetar.

Brigadir Nurhadi telah mengabdi sebagai anggota polisi selama 10 tahun. 

Elma juga mengenang hari terakhir sebelum Brigadir Nurhadi dinyatakan meninggal dunia. Kala itu, ia pulang lebih awal dari biasanya dan memberi tahu bahwa akan mengantar atasannya ke Gili Trawangan.

“Dia masih sehat, segar, nggak ada firasat apa-apa. Dia sempat ambil bajunya, saya yang siapin. Anak yang kedua dia gendong dulu sebelum berangkat. Dia selalu izin ke saya kalau mau ke mana pun,” kenangnya.

Brigadir Nurhadi berangkat siang hari, setibanya di tempat ia sempat melakukan video call dari kamar penginapan di Gili Trawangan.

Saat itu ia mengatakan bahwa sedang bersama dua atasannya.

Namun, setelah magrib, Elma mulai merasa gelisah. Ia menelepon berkali-kali dan mengirim voice note yang tak kunjung dibalas.

“Jam 7 saya VC sampai tiga kali, nggak diangkat. Saya kirim voice note anak saya nanya, ‘Kapan ayah pulang?’, tapi nggak dibalas juga. Padahal biasanya, kalau nggak sempat, pasti dibales atau ditelepon balik.”

Puncak duka datang pada pukul 2 dini hari, ketika ayah Elma ditelpon dengan kabar bahwa suaminya telah meninggal dunia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved