Berita Terkini Nasional
Nenek Empat Anak Dititipkan di Panti Jompo di Malang, Camat Ajak Anak Jemput Tapi Ditolak
Panti Jompo Griya Lansia Husnul Khatimah, Kecamatan Wajak, Malang kembali dapat amanah merawat perempuan lansia yang dititip anak kandungnya.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MALANG - Panti Jompo Griya Lansia Husnul Khatimah, Kecamatan Wajak, Malang kembali dapat amanah merawat perempuan lanjut usia (lansia) yang dititip anak kandungnya.
Perempuan lansia itu bernama Siti Fatimah (65), warga asal Surabaya, Jawa Timur.
Ia diserahkan atas kesepakatan keempat anaknya, Lukman Arif, Faisal, Warda, dan Robet, karena alasan tidak mampu merawat ibunya.
Penyerahan Siti Fatimah itu dilakukan langsung oleh anak keduanya, di Jalan Perlis Gang 6, Surabaya, pada Selasa (15/7/2025).
Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra membenarkan peristiwa itu. Ia mengunggah proses serah terima Siti Fatimah dengan anak keduanya yang kini viral di media sosial.
“Iya benar (diserahkan oleh anak kandungnya), tidak ada rekayasa,” ujarnya melalui sambungan telepon, Jumat (18/7/2025).
Arief bercerita, sebelum mengambil Siti Fatimah, pihaknya ditelepon oleh salah satu tetangga Siti yang menyampaikan kondisi Siti.
Menurut tetangga itu, Siti sudah tidak dikehendaki oleh keempat anaknya.
Bahkan, salah satu anaknya sempat menaruh ibunya di depan kos-kosan milik orang.
“Saat itu saya dengan tegas karena sebenarnya Griya Lansia ini kan tidak merawat lansia yang masih memiliki keluarga, tapi hanya merawat lansia yang terlantar,” ujarnya.
Namun, keesokan harinya, salah satu anaknya kembali menelepon dan kekeh minta tolong agar mau merawat ibunya.
Alhasil, Arief memberi syarat khusus kepada anaknya, apabila nanti Griya Lansia merawat ibunya, maka anaknya tidak boleh menjenguk sama sekali.
Selain itu, apabila meninggal, pihak Griya Lansia tidak berkewajiban mengabari anak-anaknya.
“Syarat itu saya berikan dengan harapan anaknya urung menyerahkan ibunya kepada kami, dan kembali merawat sendiri. Tapi tak disangka anaknya menerima syarat tersebut,” katanya.
Selanjutnya, Arief meminta anak Siti Fatimah untuk menandatangani surat pernyataan di atas materai, sekaligus kembali menegaskan kepada anaknya apakah keputusan untuk menitipkan ibunya ke Griya Lansia sudah bulat.
Anak-anak itu pun mengiyakan.
“Termasuk saya juga menyampaikan bahwa akan mengunggah konten proses serah terima tersebut, dan meminta anaknya tidak menyalahkan jika timbul polemik di media sosial. Anaknya pun mengiyakan,” ujarnya.
Arief menyampaikan, Siti Fatimah saat ini tengah menderita stroke, sehingga ia tidak bisa berjalan.
Sementara itu, ketiga anaknya merantau ke luar Jawa dan selama ini ia tinggal bersama anak keduanya.
“Keempat anaknya ini saling lempar tanggung jawab, dan mereka sama-sama enggan merawat ibunya. Akhirnya mereka sepakat untuk menitipkan ke Griya Lansia ini,” ucapnya.
Bahkan saat Arief meminta sang anak untuk menandatangani surat pernyataan di atas materai, sekaligus kembali menegaskan kepada anaknya apakah keputusan untuk menitipkan ibunya ke Griya Lansia sudah bulat.
Anak itu pun mengiyakan.
“Termasuk saya menyampaikan akan mengunggah konten proses serah terima dan meminta anaknya tidak menyalahkan jika timbul polemik di media sosial. Anaknya pun mengiyakan," imbuh Arief.
Ia juga memastikan akan merawat dengan baik Siti Fatimah seperti lansia lainnya.
Ia mengatakan, Siti Fatimah saat ini mendapat pendampingan khusus dari petugas Griya Lansia, untuk beradaptasi dengan lingkungan Griya Lansia.
Sementara itu Camat Pabean Cantian, Muhammad Januar Rizal menjelaskan bahwa pihaknya telah mendatangi Lukman di rumah kerabatnya di Jalan Perlis Selatan mengajak mengambil ibunya kembali.
"Jadi pada prinsipnya, pemerintah kota selalu memberikan perhatian kepada seluruh warga di Kota Surabaya," kata Rizal saat berada di lokasi, Kamis (17/7/2025).
Namun, Lukman menolak tawaran tersebut. Ia mengungkapkan kekhawatirannya terkait perawatan ibunya.
"Menyampaikan ke Mas Lukman, 'ayo kita jemput ibu, supaya nanti bisa berkumpul kembali'. Akan tetapi Mas Lukman masih berpikir ulang, nanti yang merawat siapa," ujarnya.
Rizal menambahkan bahwa Lukman mengalami keterbatasan ekonomi dan khawatir akan kondisi ibunya ketika ditinggal bekerja.
"Mas Lukman ingin memberikan layanan yang terbaik buat ibunya, karena ada keterbatasan dari sisi ekonomi. Akan tetapi memang kalau ditinggal kerja tidak ada yang menjaga," ujarnya.
Pemerintah kota, menurut Rizal, telah memberikan intervensi berupa bantuan sosial, termasuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk membantu kebutuhan Siti Fatimah.
"Dengan demikian, pihak keluarga yang menyerahkan ibunya ke Griya Lansia Malang tidak ada niatan untuk membuangnya. Namun, anaknya ingin orang tuanya mendapat pelayanan," tambahnya.
Rizal juga mengungkapkan bahwa kasus Siti Fatimah tidak bisa dinilai sesederhana itu.
“Kasus Ibu Siti tidak bisa dinilai dari satu sisi. Ada dinamika keluarga dan keterbatasan ekonomi yang harus dilihat,” ujarnya.
Menurut dia, Lukman yang bekerja serabutan dan menumpang di rumah sepupunya, merasa kewalahan merawat ibunya sendirian, apalagi dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan.
Sementara itu, saudara-saudaranya yang lain tersebar di Kalimantan dan Madura.
Dalam kasus Siti Fatimah, anaknya sebenarnya sudah berupaya merawat ibunya.
“Siti Fatimah ini sebelumnya, dua tahun terakhir, tinggal di Madura. Baru satu bulan terakhir ini tinggal bersama Lukman di Perlis,” katanya.
Rizal juga telah melakukan klarifikasi langsung dengan pengurus Griya Lansia Husnul Khatimah di Malang terkait kondisi Siti Fatimah.
“Tadi kami juga sempat mengklarifikasi terkait berita yang muncul, saya juga telepon Pak Arif (pihak Griya Lansia) bersama Lukman bahwa di sana memang perawatannya sangat luar biasa. Saya matur nuwun kepada pihak Griya Lansia bahwa sudah membantu warga kami," ucapnya.
Ia juga mengonfirmasi bahwa informasi yang viral mengenai larangan menjenguk dan tidak ada pemberitahuan jika terjadi keadaan darurat adalah tidak benar.
“Kalau menjenguk silakan setiap bulan, dua bulan tidak masalah. Dan kalau misalnya ada kejadian apapun misalnya sakit atau apa, nanti bisa disampaikan kepada pihak keluarga. Apa yang disampaikan di media sosial itu mungkin peringatan untuk anak-anak agar tidak menelantarkan orang tuanya,” pungkasnya.
(kompas.com)
Sosok 3 Korban Tewas Kantor DPRD Makassar Dibakar Massa, Dua Staf dan Kasi |
![]() |
---|
Gubernur Dedi Mulyadi Dilempari Botol oleh Massa Demonstrasi |
![]() |
---|
Massa Demonstrasi Bakar Gedung DPRD Kota Makassar, Motor, dan Mobil |
![]() |
---|
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Layat ke Rumah Driver Ojol Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Adik Driver Ojol Affan Kurniawan Jadi Anak Asuh Gubernur Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.