Berita Tekrini Nasional

Polisi Bangka Belitung Kerja Sampingan jadi Badut, Bripka Rian Tampil Gratis di Panti Asuhan

Setiap kali melihat anak-anak tertawa lepas, Fardriansyah merasa ada kebahagiaan tersendiri yang tidak tergantikan.

Editor: Teguh Prasetyo
Instagram @riangendutlnd
BADUT - Bripka Fardriansyah, anggota polisi yang bertugas di bagian Pengamanan Objek Vital (Pam Obvit) Polda Bangka Belitung, memiliki pekerjaan sampingan menjadi badut setelah selesai dinas. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Setiap kali melihat anak-anak tertawa lepas, Fardriansyah merasa ada kebahagiaan tersendiri yang tidak tergantikan.

Pria 37 tahun yang akrab disapa Rian ini memang punya cara tak biasa untuk membahagiakan anak-anak, ia menjadi badut dan pesulap, khususnya untuk anak-anak panti asuhan.

Namun ada yang unik. Sebab, Rian bukanlah seniman panggung atau pekerja hiburan.

Ia adalah anggota polisi aktif berpangkat Brigadir Kepala (Bripka) yang sehari-hari bertugas di bagian pengamanan objek vital negara (Pam Obvit) Polda Bangka Belitung.

Rian mengatakan, menjadi badut dan pesulap dilakukannya untuk menambah nafkah dan menghibur anak-anak, terutama di acara anak-anak panti asuhan.

“Saya merasa senang menghibur anak-anak. Melihat mereka tertawa, kita merasa puas, bahagia,” kata Rian saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (6/8/2025).

Ia mengaku, hobi tersebut telah dijalaninya sejak sebelum resmi menjadi polisi pada 2008.

Ia mengatakan, pernah bergabung dengan perusahaan event organizer sebagai badut, MC, sekaligus pemain sulap.

Akan tetapi dari semua pertunjukan yang ia lakoni, tampil secara sukarela di panti asuhan menjadi yang paling berkesan.

“Bayaran saya itu tidak menentu. Biasanya dikasih Rp 300.000 - Rp 350.000. Khusus untuk hiburan anak-anak panti asuhan saya gratiskan,” ujarnya.

Ia mengatakan, sempat vakum pada 2019 karena kesibukan sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Tepus, Bangka Selatan.

Namun awal 2025, ia kembali menyapa anak-anak dengan kostum warna-warni dan sulap-sulap sederhana yang menghibur.

Agar tidak mengganggu tugas negara, Rian hanya menerima undangan di luar jam dinas atau saat libur akhir pekan.

Baginya, menjadi badut bukan untuk mencari uang, melainkan ekspresi cinta dan bentuk kepedulian.

Selain itu, ia juga kerap menyelipkan pesan literasi dan gaya hidup sehat kepada anak-anak dan orangtua yang hadir.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved