Berita Terkini Nasional

Abraham Samad Diminta Jawab 56 Pertanyaan Saat Diperiksa di Polda Metro Jaya

Abraham Samad diminta menjawab 56 pertanyaan oleh penyidik Polda Metro Jaya terkait tudingan ijazah palsu Presiden ke-7 Jokowi.

Editor: taryono
Tribunnews.com/Reynas Abdila
IJAZAH PALSU JOKOWI - Eks Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad selesai menjalani pemeriksaan kasus ijazah palsu Presiden ke-7 Joko Widodo di Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (13/8/2025). 

Tribunlampung.co.id, Jakarta - Abraham Samad diminta menjawab 56 pertanyaan oleh penyidik Polda Metro Jaya terkait tudingan ijazah palsu Presiden ke-7 Joko Widodo.

Pemeriksaan terhadap Abraham Samad berlangsung 10 jam di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (13/8/2025).

Menurut, eks Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu pertanyaan penyidik banyak di luar konteks undangan pemanggilan dirinya.

"Pertanyaan penyidik banyak di luar konteks undangan pemanggilan, penyidik lebih banyak menanyakan soal wawancara podcast saya dengan Roy Suryo, Rismon Sianipar,  Dr Tifa, dan Rizal Fadhillah," ucap Abraham usai pemeriksaan.

Wawancara podcast yang dibuat tersebut dipublikasikan di akun Youtube Abraham Samad SPEAK UP.

Menurutnya, pembahasan dalam podcast tidak melulu soal ijazah Jokowi.

Abraham menyebut bahwa podcast dibuat semata-mata untuk mengedukasi masyarakat, bukan menyerang seseorang.

Dia khawatir dengan adanya kebebasan berpendapat di muka umum dapat merusak nilai demokrasi.

"Pembungkaman kebebasan pendapat dapat merusak demokrasi yang saya sampaikan adalah edukasi," ungkapnya.

Didampingi sejumlah tokoh

Abraham Samad siang tadi memenuhi panggilan pemeriksaan sebagai terlapor dalam kasus tudingan ijazah palsu Jokowi.

Dia didampingi sejumlah tokoh di antaranya pengacara senior Todung Mulya Lubis, mantan pimpinan KPK Saut Situmorang, eks Sekretaris BUMN Said Didu, hingga Budayawan Eros Djarot.

Kemudian, tim advokasi juga hadir yakni Ketua IM57+ Istitute, LBH-AP Muhammadiyah, Syafrin Elain dan Gufroni, pihak KontraS Andrie Yunus, Ahmad Khozinudin, Abdul Gafur Sangadji, hingga Syamsir Jalil.

Abraham menyebut kedatangannya untuk memberikan contoh kepada masyarakat bahwa tidak ada satupun warga yang mempunyai privilege terhadap hukum.

"Saya ingin memberi contoh bahwa kita akan patuh menghadapi berbagai macam panggilan yang sifatnya pro-justicia," tuturnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved