TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Tiga hacker (peretas) yang tergabung dalam Surabaya Black Hat (SBH) membuat kejutan.
Tiga mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Surabaya tersebut nekat menjebol sistem keamanan situs digital di 44 negara, termasuk milik pemerintah Amerika Serikat (AS).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono menyebut, tersangka NA (21), KPS (21), dan ATP (21), membobol 600 situs di 44 negara.
Baca: Pasutri Bunuh Pelajar SMA Pasrah Dituntut 20 Tahun Penjara
Ketiganya merupakan anggota komunitas hacker Surabaya Black Hat atau SBH.
Mereka melancarkan aksinya menggunakan metode SQL injection untuk merusak database.
"Jadi, tiga pelaku merupakan mahasiswa jurusan IT sebuah perguruan tinggi di Surabaya," ujar Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (13/3/2018).
Baca: Lampung Jadi Tuan Rumah Konferensi Pemuda Islam Internasional untuk Palestina
Argo mencontohkan, mereka mampu meretas sistem keamanan IT perusahaan di Indonesia, kemudian mengirimkan peringatan melalui surat elektronik.
Para pelaku meminta tebusan ke perusahaan tersebut, jika sistem IT perusahaan yang diretas ingin dipulihkan seperti semula.
"(Mereka) minta uang Rp 20 juta sampai Rp 30 juta. Itu dikirim via PayPal. Kalau tidak mau bayar sistem dirusak," ujar Argo.
Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Roberto Pasaribu menambahkan, pengungkapan kasus tersebut setelah menerima informasi dari pusat pelaporan kejahatan di New York, Amerika Serikat.
Baca: PP Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 17 Mei dan Idul Fitri 15 Juni 2018
Menurut laporan itu, puluhan sistem berbagai negara rusak.
Setelah ditelusuri, pelakunya menggunakan IP Address yang berada di Indonesia, tepatnya Surabaya.