Pernikahan Dini Bocah 13 Tahun yang Baru Lulus SD dengan Siswi SMK Tak Melalui KUA

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.

Di antaranya, budaya dan kurangnya pengetahuan tentang bahaya pernikahan dini.

“Orang masih menganggap kalau menolak lamaran pernikahan itu tidak sopan. Mereka juga takut anak perempuannya jadi perawan tua,” ujar Ikilah

Biasanya, pernikahan dini dipengaruhi adat istiadat atau kepercayaan.

Di beberapa daerah di Indonesia, masih ada budaya yang membuat anak wanita menikah dengan pria yang jauh lebih tua.

Selain budaya, wanita juga seringkali dipaksa menikah oleh orangtua mereka.

Hal itu lantaran orangtua takut anak mereka akan jadi perawan tua, atau melakukan seks bebas dan hamil di luar nikah.

Bisa juga, orangtua memilih menikahkan anak mereka karena calon pengantin pria lebih mapan.

Sehingga, calon pengantin dianggap bisa memberi nafkah dengan baik.

Dampak Negatif Pernikahan Dini

Menurut penelitian UNICEF, terdapat banyak dampak negatif yang ditimbulkan akibat pernikahan dini, yaitu.

  1. Wanita usia 10 tahun-14 tahun memiliki risiko lima kali lebih besar untuk meninggal saat hamil dan persalinan, daripada wanita usia 20 tahun-24 tahun.
  2. Sebanyak 85 persen wanita mengakhiri pendidikan setelah menikah.  
  3. Wanita yang menikah dini memiliki risiko tinggi untuk mengalami kecemasan, depresi, dan pikiran bunuh diri.
  4. Mereka masih tidak mengerti hubungan seks aman, sehingga meningkatkan risiko infeksi menular seksual, semisal HIV.
  5. Pengantin anak memiliki peluang besar untuk mengalami kekerasan fisik, psikologis, emosional, dan isolasi sosial.

Pernikahan seharusnya dilakukan karena pasangan telah siap secara psikologis, emosional, fisik, serta finansial.

Pernikahan dini yang melibatkan anak di bawah umur tentunya tidak bisa memenuhi semua syarat itu. (tribun-medan.com/kompas)

---> Jangan lupa subscribe Channel YouTube Tribun Lampung News Video

Berita Terkini