TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SURABAYA - Sahluki (41) berlinang air mata di hadapan jenazah putrinya, Erikawati (9) di ruangan kamar jenazah RSUD dr Soetomo Surabaya, Sabtu (10/11/2018) dini hari.
Pandangan Sahluki sendu melihat jenazah Erikawati yang ditutup kain itu.
Dia pasrah terkait musibah yang merenggut nyawa putri kedua itu.
Erikawati tewas dalam insiden berdarah di viaduk Jalan Pahlawan saat menonton pagelaran drama kolosal Surabaya Membara yang berlokasi di depan kantor Gubernur Tugu Pahlawan Surabaya, Jumat (9/11/2018).
Baca: Kronologi Tragedi Mengerikan Drama Surabaya Membara, Dua Orang Tewas dan 8 Terluka
Saat itu, dia bersama istrinya Liana (37) dan Erikawatimenonton Surabaya Membara dari atas viaduk.
Tiba-tiba kereta api dari arah Stasiun Gubeng menuju ke Stasiun Pasar Turi melintas di perlintasan viaduk sekitar pukul 19.45 WIB.
Lokomotif kereta api melaju pelan melintas di samping kerumunan orang.
Baca: Jadwal dan Prediksi Skor Persebaya vs PSM Makassar 10 November 2018 Mulai Jam 18.30
Viaduk didesain khusus sebagai jembatan rel perlintasan hanya menyisakan sedikit jarak dengan gerbong Kereta Api.
Hal itulah membuat banyaknya orang yang berada di tempat itu takut tersenggol gerbong kereta api sehingga memicu kepanikan yang berujung saling dorong.
Akibatnya, ketiganya sempat terjungkal di dekat rel perlintasan disaat Kereta Api melintas.
Sehingga, tubuh mungil Erikawatiterlepas dari pegangan ibunya.
Korban Erikawati sempat terseret gerbong Kereta Api.
"Saya dan ibunya jatuh, putri saya tergeser (terseret) kereta api," ungkapnya di kamar jenazah RSUD dr Soetomo, Sabtu (10/11/2018).
Sahluki mengatakan melihat istri dan anaknya terbaring di samping rel perlintasan Kereta Api.
Baca: Kalah dari Singapura, Peluang Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 Masih Terbuka
Musibah itu membuat putrinya meninggal karena luka parah.