UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Sempat Menolak, 432 Warga Pulau Sebesi Akhirnya Mau Dievakuasi
Laporan Reporter Tribun Lampung Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Sebanyak 432 warga Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, akhirnya bersedia dievakuasi.
Awalnya, mereka sempat menolak dievakuasi dan memilih bertahan di tempat pengungsian di Pulau Sebesi.
Proses evakuasi dilakukan menggunakan KRI Teluk Cirebon 543, Kamis, 27 Desember 2018 sore.
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Duka Pengungsi di Gunung Rajabasa, Kedinginan dan Mulai Terserang Penyakit
Pantauan Tribunlampung.co.id di Pelabuhan Panjang, tempat bersandarnya KRI Teluk Cirebon 543, sejumlah anggota Lanal Lampung dan Pelabuhan Panjang sudah berjaga sejak pukul 17.00 WIB.
Kapal tiba di Pelabuhan Panjang sekira pukul 18.30 WIB.
Selanjutnya, para pengungsi tersebut dibawa menggunakan bus Trans Lampung menuju pengungsian di lapangan tenis indoor kompleks perkantoran Pemkab Lamsel di Kalianda.
Danlanal Lampung Kolonel Laut (p) A Agung PS mengungkapkan, KRI Teluk Cirebon 543 memutuskan untuk bersandar di Pelabuhan Panjang.
Alasannya, dermaga di Pelabuhan Bakauheni dan Canti, Lampung Selatan, tidak memungkinkan untuk menurunkan penumpang.
“Jumlah warga yang diangkut ini ada 432 orang. Ini penyeberangan terakhir setelah tiga kapal sebelumnya yang mengangkut warga Pulau Sebesi sejumlah 1.500 orang. Diperkirakan masih ada sekitar 400 warga yang bertahan di Pulau Sebesi,” kata Agung kepada awak media di Pelabuhan Panjang.
Erupsi Gunung Anak Krakatau
Ribuan warga Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku dievakuasi ke Bakauheni menyusul erupsi Gunung Anak Krakatau, Rabu, 26 Desember 2018.
Sejak akhir pekan kemarin, debu vulkanik dari aktivitas Gunung Anak Krakatau menyelimuti pulau.
Suara letusan Gunung Anak Krakatau pun terus terdengar sepanjang hari.