Dalam kegiatan ini, Disdik Lamsel juga melibatkan relawan sebagai tenaga pengajar.
Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Kualitas Keluarga Dinas PPA Lampung Selatan Rubaidah mengatakan, ada 37 anak kelas 1-3 SD yang mengikuti sekolah pada hari pertama ini.
Sedangkan untuk kelas 4-6 SD ada 46 orang.
Sementara 37 anak dari jenjang SMP dan SMA.
"Kegiatan pembelajaran anak-anak di pengungsian ini merupakan kerja sama lintas sektoral. Juga melibatkan para relawan," kata dia.
Namun, kata dia, materi yang diberikan belum berkaitan dengan akademik.
Para pengajar lebih mementingkan penyampaian materi untuk menghilangkan trauma pada anak-anak atas tragedi tsunami yang melanda wilayahnya pada Sabtu, 22 Desember 2018 silam.
"Kita masih melakukan pendampingan untuk menghilangkan trauma pada anak-anak. Belum kita berikan materi pembelajaran sekolah," ujar Rubaidah.
• Warga Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku yang Mengungsi Dipulangkan
Sekolah Rusak
Seluruh pelajar di Lampung akan kembali memulai kegiatan belajar mengajar (KBM) hari ini, Senin, 7 Januari 2019, usai libur sejak Desember 2018.
Anak-anak korban tsunami Lampung Selatan pun akan mengikuti KBM-nya yang pertama usai bencana tsunami.
Namun, tidak seperti pelajar lainnya yang melakukan KBM di gedung sekolah, anak-anak korban tsunami akan belajar di tenda-tenda pengungsian dan juga menumpang di sekolah yang bangunannya tidak rusak.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan Thomas Amirico mengatakan, anak-anak korban tsunami juga akan melakukan proses KBM hari ini.
Berdasarkan data dinas, terus dia, ada empat sekolah yang rusak akibat diterjang tsunami pada Sabtu, 22 Desember 2018 lalu.
Kerusakan paling parah terjadi pada SD Negeri 2 Kunyir dan SDN Batu Balak.
jumlah siswa yang terdampak tsunami sebanyak 316 orang.