Cerita Milenial Lampung Berlatih Renang Sejak SD dan Tuai Banyak Prestasi

Penulis: Jelita Dini Kinanti
Editor: martin tobing
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribun Lampung Jelita Dini Kinanti

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Para milenial Bandar Lampung memiliki beragam cerita awal ketertarikan menggeluti olahraga renang.

Rata-rata mulai belajar renang sejak usia dini dan banyak menoreh prestasi moncer.

Nezia Irecha Andi Putri mengatakan, belajar renang sejak umur 9 tahun.

Menurutnya, renang merupakan salah satu olahraga sunnah rasul, tidak membuat berkeringat seperti olahraga lainnya, tapi dapat membakar kalori di dalam tubuh.

Ia pertama kali belajar berenang gaya bebas, lalu lanjut menguasai gaya dada, kupu-kupu dan punggung.

Diantara semua gaya itu,paling menguasai gaya bebas dan gaya dada. Guna meningkatkan kemampuan renang, Nezia rutin berenang sekali seminggu setiap hari Sabtu atau Minggu.

Armalia Reny Dirikan Yayasan Pendidikan Berbekal Amanah Orang Tua

Anak muda lain Arsita Dwi Putri belajar renang sejak kelas 2 SD Sita hobi berenang.

Awalnya ia tidak suka berenang, tapi sang papa mengajak berenang.

"Dulu papa ajak bilang hanya berenang saja. Tapi ternyata didaftarkan privat," ujar Sita sapaan akrab gadis ini.

Pertama kali belajar berenang, Sita diajarkan gaya dada dahulu dan kini menguasai semua gaya.
Ia rutin latihan renang hampir setiap hari.

Buah kerja kerasnya berlatih, ia banyak merengkuh juara dari berbagai lomba.

Diantaranya Gubernur Cup 1 2015 jadi perenang terbaik, Krapsu 2015 di Medan juara 3 kategori 50 meter gaya punggung, Porprov 2017 juara 2, Smanda Olympic 2018 jadi perenang terbaik, dan masih banyak yang lainnya.

Daftar Tarif dan Jam Buka Kolam Renang Pahoman, Unila, dan DMermaid

Cerita lainnya disampaikan Ajeng Perwito Sari. Gadis kelahiran 19 Agustus 1993 itu hobi berenang sejak umur 8 tahunan.

Menurutnya, olahraga air lebih asyik dibanding jenis olahraga lainnya.

Ajeng menyampaikan, atlet renang pasti menguasai semua gaya. Spesialisasinya gaya kupu-kupu dan punggung.

Terkait kejuaraan pernah diikuti, pertama kali kelas 3 SD. Total kejuaraan yang diikuti sudah tidak terhitung karena banyak dan Setiap ikut lomba pasti dapat juara.

"Jadi kalau disebutkan bingung mau sebutkan yang mana, karena kalau ikut kebanyakan malah di tingkat nasional dibanding daerahnya".

"Karena zaman aku jadi atlet jarang banget ada kejuaraan di Lampung. Paling cuma seleksi aja buat Kejurnas dan seleksi buat pertandingan nasional," kata Ajeng

Tips Aman Bawa Anak ke Kolam Renang

Menurutnya, hampir semua kejuaraan diikuti berkesan.

Tapi yang bergengsi PON 2008 di Kalimantan Timur.

Ia mendapat medali perunggu nomor 50 meter gaya punggung dan Porwil 2007 di Medan ajeng dapat satu emas, enam perak, dan tiga perunggu. Lalu Porwil 2015 di Bangka Belitung dapat satu emas, satu perak, dan dua perunggu.

Sekarang Ajeng sudah tidak latihan rutin dan memilih menjadi pelatih renang sejak 2015.

Liburan ke Pulau Umang Pesawaran Serasa di Private Island

Hal yang memacunya menjadi pelatih karena ingin menciptakan atlet renang Lampung berprestasi di nasional maupun internasional lebih hebat dari apa yang pernah diraihnya.

Ia saat ini melatih usia Sekolah Dasar hingga kuliah. Menurutnya, banyak keseruan menjadi pelatih.

Diantaranya harus tahu karakter anak didik satu persatu.

"Tiap anak beda tingkah lakunya. Jadi ya tiap hari ada aja yang buat ketawa, buat marah, buat kesel, tapi ya disitu sih yang buat kangennya sama anak-anak".

"Jadi tiap hari itu hidup saya selalu berwarna karena anak-anak," kata Ajeng. (*)

Tags:

Berita Terkini