Kini dia tidak bisa berjalan seperti orang normal alias pincang.
Kisahnya serupa dengan Singgih.
Dibonceng rekannya, Hardi mengalami kecelakaan di Jalinbar Tambahrejo pada 4 Desember 2006 silam.
Lain lagi dengan kisah yang dialami Tri Lasmiati (53), warga Pekon Tambahrejo, Kecamatan Gadingrejo.
Ia harus kehilangan cucu kesayangannya karena ditabrak mobil yang pengemudinya mabuk.
Dalam kejadian itu, Tri Lasmiati mengalami cacat pada pinggulnya.
"Supaya hati-hati, jangan ngebut-ngebut, (supaya) peraturan lalu lintas dipatuhi," katanya.
Ketiga korban lakalantas ini merupakan anggota Komunitas Korban Lakalantas yang dihadirkan dalam acara Millennial Road Safety Festival di Pringsewu.
• Ribuan Peserta Ramaikan Millennial Road Safety Festival di Terbanggi Besar
Mereka memberikan testimoni supaya peserta yang hadir dapat lebih berhati-hati dalam berkendara.
Kapolres Tanggamus AKBP Hesmu Baroto mengatakan, lakalantas mengakibatkan banyak korban meninggal dunia, terutama kalangan milineal usia 17-35 tahun.
"Harus kita sadari bahwa kita tidak sendiri. Jalan itu tidak untuk kita sendiri. Mari kita sama-sama kampanye untuk menyukseskan keselamatan lalu lintas," pesan Kapolres.
Bupati Pringsewu Sujadi juga berpesan supaya masyarakat lebih hati-hati dalam berkendara. Supaya selamat dalam bepergian menggunakan kendaraan.
Kegiatan yang dipusatkan di lapangan kantor Pemkab Pringsewu tersebut dihadiri puluhan ribu warga. (Tribunlampung.co.id/Robertus Didik Budiawan)