Bagaimana Jika Lupa Membaca Niat Puasa Ramadan? Berikut Penjelasan Ustaz Beni Muhammad Antoni

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Bagaimana Jika Lupa Membaca Niat Puasa Ramadan? Berikut Penjelasan Ustaz Beni Muhammad Antoni.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tak terasa, bulan Ramadan segera tiba. Umat muslim diwajibkan melaksanakan ibadah puasa selama bulan Ramadan.

Sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadan, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah membaca niat puasa Ramadan.

Namun bagaimana jika lupa membaca niat puasa Ramadan?

Berikut, penjelasan mengenai niat puasa Ramadan, sebagaimana disampaikan Pembina NS Islamic Entertainment, ustaz Beni Muhammad Antoni.

Menurut Beni, niat wajib dilaksanakan sebelum melakukan ibadah.

Hal itu agar ibadah yang dilakukan tidak sia-sia, termasuk ibadah puasa Ramadan.

"Innamal a’maalu bin niyyat. Setiap sesuatu itu tergantung niatnya," kata ustaz Beni Muhammad Antoni, Kamis (28/3/2019).

Bacaan Niat Puasa Ramadan, Simak Penjelasan Keutamaan Membaca Niat Puasa Ramadan

Berikut, bacaan niat puasa Ramadan.

Nawaitu shauma ghodin 'an adaa'i fardhi syahri romadhoona hadihis-sanati lillahi ta'aalaa.

Artinya, saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardu di Bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta'ala.

Pembacaan niat, kata Beni, boleh diucapkan secara lisan maupun hanya di dalam hati.

Kalaupun tidak bisa dalam bahasa Arab, niat boleh diucapkan dalam bahasa Indonesia. 

Lalu, kapan waktu membaca niat puasa Ramadan?

Beni menuturkan, hal tersebut tidak perlu diperdebatkan.

Pembacaan niat puasa Ramadan dapat dilakukan saat sahur maupun seusai melaksanakan salat Tarawih.

Bahkan, niat puasa Ramadan bisa diucapkan hanya satu kali pada awal bulan Ramadan.

"Yang penting, harus ada niat," ungkap ustaz Beni Muhammad Antoni.

Niat Puasa Ramadan Ternyata Mampu Membuat Penyakit Mag Tak Kambuh

Hal yang mesti diingat, lanjut Beni, pembacaan niat puasa Ramadan harus dilakukan sebelum terbit fajar atau waktu dimulainya puasa.

Hal itu, menurut Beni, sesuai hadis yang menyebutkan bahwa siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.

"Jadi kalau mau membaca niat puasa, harus sebelum fajar (waktu dimulainya puasa)," kata ustaz Beni Muhammad Antoni.

Lalu, bagaimana jika lupa membaca niat puasa Ramadan?

Di awal bulan Ramadan, Beni menuturkan, niat puasa Ramadan sebaiknya sudah dibaca.

Dan jika niat puasa Ramadan kembali diucapkan setiap malam, hal tersebut untuk menguatkan niat yang telah dibaca pada awal bulan Ramadan.

"Sehingga ketika lupa membaca niat, kita sudah baca niat di awal bulan Ramadan," ungkap ustaz Beni Muhammad Antoni.

Keutamaan Membaca Niat Puasa Ramadan

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Fattah, Bandar Lampung, ustaz Asep Abdullah mengatakan, niat adalah bagian tak terpisahkan dalam melakukan ibadah.

Sehingga saat melakukan ibadah tanpa disertai niat, maka ibadah itu dianggap tidak ada.

Ketentuan Mandi Junub Saat Bulan Ramadan, Sebaiknya Mandi Junub Sebelum Sahur

Karena itu, niat menjadi syarat sahnya ibadah.

Adapun aspek filosofis ibadah puasa Ramadan, Asep mengungkapkan, bukan hanya menahan lapar dan dahaga.

Saat menjalankan ibadah puasa Ramadan, umat muslim harus menahan hawa nafsu dan perbuatan tidak terpuji lainnya.

"Kalau hanya menahan lapar dan minum dari terbit fajar hingga tenggelamnya matahari, semua orang bisa melakukannya," kata Asep.

Namun, hakikat ibadah puasa Ramadah sesungguhnya adalah mampu menahan hawa nafsu, dan mengendalikannya sesuai ketentuan Allah SWT.

Ustaz Asep Abdullah menjelaskan, kewajiban membaca niat sebelum menjalankan ibadah, termasuk membaca niat puasa Ramadan, telah dijelaskan dalam sejumlah hadis.

Kitab Imam Bukhari mengenai keutamaan niat menyebutkan, "Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadis).

Asep menuturkan, Imam Bukhari menyebutkan hadis tersebut di awal kitab sahihnya, yakni sebagai mukadimah kitabnya.

Ceramah Ustaz Adi Hidayat - Persiapan Menyongsong Bulan Ramadan, Apa Saja yang Harus Dipersiapkan?

Di sana tersirat, setiap amal yang tidak diniatkan karena mengharap Allah SWT adalah sia-sia, tidak ada hasil sama sekali baik di dunia maupun di akhirat.

Al Mundzir menyebutkan, "Dari Ar Rabi’ bin Khutsaim, ia berkata, “Segala sesuatu yang tidak diniatkan mencari keridaan Allah ‘Azza wa Jalla, maka akan sia-sia."

Asep mengungkapkan, tempatnya niat ada di dalam hati, sehingga tidak harus dilafalkan.

Tonton, videonya di bawah ini.

(tribunlampung.co.id/sulis markhamah)

Berita Terkini