Puluhan pelayat pun sudah berdatangan dan tengah menunggu korban yang tengah dimandikan.
Menurut Gatot (50), saudara korban, tidak ada firasat apapun saat sebelum Umang meninggal diserduk mobil Mitsubishi Xpander warna putih.
"Semua begitu cepat. Ia (korban) kegencet mobil dipuing tembok Rasya Cell," ungkapnya, di rumah duka.
Ia menceritakan, saat kejadian Umang sebenarnya hendak beberes dagangan.
"Dia itu lagi gulung terpal, mungkin sedang jongkok, jadi gak waspada langsung diseruduk," tuturnya.
Korban meninggalkan tiga orang anak. Dua anak sudah menikah, satu diantaranya belum.
Ia pun berharap, pelaku penabrakan bisa diproses hukum. "Ya kami berharap yang nabrak bisa diproses," tandasnya.
• Sebentar Lagi Menikah, Pasangan Kekasih Tewas Terlindas Tronton di Bypass Bandar Lampung
Ibran (34), kerabat almarhum mengatakan, jika permasalahan ini harus ada solusinya.
"Ini kecelakaan besar, dua orang dari depan BRI disamber, sampai tempatnya Umang," katanya.
Menurutnya, selain dipicu kelalaian pengemudi faktor jalan juga membuat kecelakaan ini terjadi.
"Ini nikung soalnya, jadi mobil kalau keceng pasti labas aja. Jadi harus ada pembatasnya lagi," tandasnya.
Terpisah, Hendrik (37), kakak korban Aldi Rivaldo menuturkan, adiknya Aldi menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Abdul Moeloek sekitar pukul 06.00 WIB.
"Iya sempat dirawat di Rumah Sakit Graha Husada dan kemudian dirujuk ke RSUAM, tapi gak tertolong, jam 6 tadi," ungkap Hendrik di rumah duka Jalan Pulau Seram No 9 Kelurahan Sawah Brebes, Tanjungkarang Timur, kemarin.
Hendrik pun mengaku tahu adiknya ditabrak oleh mobil Xpander saat tengah mencuci piring dari teman kerja korban.
"Kawan satu kerjaan datang kerumah, suruh ngelihat adik saya ketabrak," kata Hendrik.
Namun saat menuju ke tempat kejadian, kata Hendrik, korban sudah dibawa ke RS Graha Husada. "Jadi pas-pasan di jalan," imbuhnya.
• Adiknya Tewas Ditabrak Xpander di Jalan Antasari Bandar Lampung, Hendrik Minta Pertanggungjawaban
Hendrik mengatakan jika adiknya sendiri baru berusia 18 tahun bulan ini. "Kalau kerjanya dipecel lele baru 7 bulanan," jawabnya sembari tertunduk.
Hendrik sangat menyayangkan dari pihak keluarga pengemudi mobil tidak ada itikad baik.
"Sampai saat ini pihak keluarga penabrak belum ke sini," serunya.
Hendrik berharap pihak kepolisian juga tegas dan cepat melakukan proses hukum terhadap pengemudi mobil yang telah merenggut nyawa adiknya.
"Kami keluarga berharap ada pertanggungjawaban, dan proses hukum berjalan," tandasnya.
(tribunlampung.co.id/hanif mustafa)