"Gak sampai situ, kondisinya ibu sudah gak kerja lagi, dan gua yang meyakini ibu kalau gua bisa dengan apa yang bisa gua kerjain untuk mencukupi kebutuhan sekolah. Saat itu gua cuma minta ibu siapin aja uang transport, untuk kebutuhan sekolah gua nabung dari jualan koran," katanya.
Saat SMA itu juga, selain menjadi penjual koran, Agus juga berkerja sebagai kuli panggul ikan asin di Bandar Jaya.
Karena kondisi itu, di saat kelulusan, lelaki 36 tahun itu pun harus tetap dibantu rekan-rekannya dengan cara berpatungan uang guna menebus ijazah sekolahnya.
Caleg Golkar nomor urut delapan itu tetap menjalani profesi sebagai kuli panggul ikan asin.
Pekerjaan lain juga ia lakukan seperti menjadi kernet angkot, sales penjual panci, hingga sempat mendapat pekerjaan sebagai petugas kebersihan di salah satu perusahaan di Terbanggi Besar dengan gaji sebesar Rp 182 ribu per pekan.
Sampai akhirnya di tahun 2005, ia masuk ke sebuah perusahaan pembiayaan motor sebagai eksekutor.
Karier Agus di tempatnya terakhirnya bekerja itu meningkat, dari eksekutor menjadi supervisor, finance koordinator, direktur finance, hingga akhirnya menjadi kepada kantor di Menggala, Tulangbawang.
Kemudian Agus di 2014 berkenalan dengan politik melalui kakak iparnya yakni Ardito Widjaya yang saat itu menjadi Ketua AMPI Lampung Tengah.
Agus berkecimpung di organisasi itu, sampai akhirnya pada 2017 ia ditawarkan menjadi caleg dan mendaftar ke Partai Golkar.
"Gue gak percaya diri lah, karena mau gak mau gua harus nyalon di dapil V. Tau sendiri kan dapil V itu kayak gimana, dari internal ada politisi-politisi senior dan petahana baik eksternal (partai lain) dan internal, ada bendahara (Partai Golkar) juga di situ. Tapi gua diyakini Mas Ardito kalau gua serius gua pasti bisa," kata Agus Suwandi.
Meski tak ada satu pun dari lima kecamatan di dapil V Agus Suwandi meraih suara tertinggi, namun suara suami dari Shofya Yosfa itu mampu bersaing dengan para peraih suara tertinggi di tingkat kecamatan.
Total hasil penghitungan di tingkat kecamatan Agus meriah total 5.665 suara.
"Gua sadar kondisi siapa gua, tim (tim sukses) pun hanya dari teman-teman sekolah dan teman main. Tapi, gua langsung turun ke lokasi ke kampung-kampung dan mencoba mendengar langsung apa yang menjadi keinginan masyarakat," kata Agus Suwandi.
Di dapil V Partai Golkar mendapat kesempatan meraih tiga kursi dewan dari 12 kursi yang diperebutkan.
Raihan suara ayah dari Audra Raja Pratama itu mampu meraih suara tertinggi kedua partai di dapil itu atau menempati kursi kedelapan dari dapil tersebut.