Saat bertemu itu, Taufik mempersilakan mereka mengambil uang tersebut dari Kardinal.
Pertemuan di Unit 2, di rumah kakak Taufik.
Uang tersebut rencananya akan dititipkan terlebih dahulu ke Taufik sebelum diserahkan ke Khamami.
Paing pun kemudian menemui Wawan di sebuah warung di Sidomulyo.
"Itu pas bulan Januari, pertemuan tanpa disengaja setelah saya dan Maidar mengantarkan pekerja, kebetulan Wawan ada di Sidomulyo," terang Paing saat ditanya Jaksa KPK, Subari Kurniawan, di PN Tanjungkarang, kemarin.
Saat ketemu itu, Wawan mengatakan, Kardinal mencari dirinya.
Paing lantas menghubungi Kardinal. Mereka pun janjian bertemu di Bandar Lampung.
• BREAKING NEWS - Lutfi Mediansyah Sebutkan Ada List Beberapa Instansi Dapat Jatah Proyek PUPR Mesuji
Paing bersama Maidar dari Mesuji berangkat dengan bus ke Bandar Lampung.
"Kami janjian di Bandar Lampung. Saya bermalam di Bandar Lampung, kemudian ketemuan di RS Graha Husada, dan langsung menuju ke Kantor Pak Kardinal, baru kemudian menggunakan mobil pak Kardinal menuju Bandar Jaya," tutur Paing.
Uang sebanyak Rp 1,28 miliar ditaruh dalam kardus.
Setiba di Bandar Jaya, kardus diturunkan di pinggir jalan, tepatnya di depan Toko Planet Ban milik Taufik.
Kardinal lantas pamit dan memberi uang kepada Paing Rp 2 juta sebagai ongkos untuk dirinya dan Maidar pulang ke Mesuji.
Namun uang tersebut tidak langsung dibawa oleh Taufik, lantaran Taufik masih di Bandar Lampung.
"Baru datang sekitar satu jam kemudian, kardus mau dinaikin ke atas mobil, tiba-tiba KPK datang," tandasnya.
Taufik Hidayat rupanya bukan sekedar perantara suap untuk Bupati Mesuji, ia juga mendapatkan proyek-proyek infrastruktur di Mesuji.