Detik-detik Anggota TNI Tewas Ditembak saat Sedang Istirahat, Peluru Datang dari Semak-semak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Korban penembakan di Nduga Papua. Detik-detik Anggota TNI Tewas Ditembak saat Sedang Istirahat, Peluru Datang dari Semak-semak

Juru bicara ULMWP Jacob Rumbiak mengatakan pembentukan Tentara West Papua itu menyatukan sayap politik, intelijen dan militer menjadi satu kelompok diplomatik yang akan mendorong kampanye kemerdekaan ke depan.

"Persatuan ini akan menunjukkan kepada Indonesia dan dunia, bahwa kami orang Papua Barat siap mendapatkan kemerdekaan hari ini juga," katanya kepada ABC News.

"Militer kami secara otomatis akan berada di bawah kendali penuh seorang komandan. Kami memiliki agenda yang sangat jelas untuk menjadi pejuang kebebasan terbaik," ucap Jacob Rumbiak.

Tiga kelompok bersenjata yang bersatu itu termasuk Tentara Pembebasan Nasiona Papua Barat (TPNPB) yang menyerang sebuah situs konstruksi pada bulan Desember dan menewaskan 31 orang.

Benny Wenda Tidak Usah Mimpi 

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan manuver itu tidak akan mempengaruhi kondisi keamanan di Papua secara keseluruhan.

"Bagi kita TNI dan NKRI, tidak ada pengaruhnya itu. Kami tidak akan tanggapi serius. Mereka tidak akan berani berhadapan secara langsung dengan TNI," kata Kolonel Aidi kepada wartawan ABC Indonesia, Iffah Nur Arifah di Jakarta.

Kolonel Aidi menambahkan meski ketiga kelompok separatis itu bergabung, kekuatan mereka tetap diragukan.

"Jelas dari faktor jumlah personel, persenjataan dan amunisi yang mereka miliki sangat terbatas.

Itu pun sebagian berasal dari hasil rapasan terhadap aparat keamanan yang lengah.

Begitu juga dari faktor keterampilan dan lain sebagainya," tambah Aidi.

"Keunggulannya mereka hanya bergerak secara gerilya, dan menyerang secara hit and run.

Bila dikejar kemungkinan mereka menyembunyikan senjata dan membaur dengan masyarakat di kampung," tambahnya.

Dia mengatakan tingkat pengamanan di Papua juga tidak akan berubah karena manuver ini.

"Mereka bisanya hanya menyerang dari belakang menunggu kelengahan TNI atau menyerang warga sipil, memperkosa guru dan tenaga kesehatan," katanya.

"Tapi begitu aparat bergerak, mereka akan langsung teriak seolah-olah sangat teraniaya dan seolah-olah TNI/Polri melakukan kejahatan kemanusiaan.

Apa yang dilakukaan Benny Wenda itu tindakan pengecut," tegas Kolonel Aidi.

Dia menanggapi santai klaim Benny Wenda, bahwa dengan terbentuknya Tentara West Papua ini maka mereka telah sah menjadi negara kesatuan militer dan politik dalam penantian.

"Tidak usah mimpi di siang harilah. Saya tidak bermaksud menggurui Benny Wenda.

Tapi perlu diketahui bersama kalau pembentukan suatu negara itu tidak cukup dengan klaim sepihak. Tapi perlu unsur pendukung meliputi wilayah, rakyat dan pengakuan internasional," jelasnya.

"Faktanya kedaulatan NKRI dari Sabang sampai Merauke sudah diakui oleh negara di seluruh dunia dan sudah dapat legalitas oleh badan dunia tertinggi PBB melalui Resolusi PBB 2504.

Dan resolusi itu sampai saat ini masih berlaku dan belum pernah dikoreksi apalagi dicabut.

Dan itu adalah kekuatan hukum tertinggi di dunia," tegasnya. 

PSK Berusia 50 Tahun Kerap Layani Pelajar dengan Tarif Rp 50 Ribu, PSK Online Tak Mau di Hotel

Alasan Hiro Meninggal di Sinetron Anak Langit Ramai Dipertanyakan, Diduga karena Celine Evangelista

PSK Bongkar Permintaan Aneh Para Pemesan, Status di Aplikasi Jadi Cara Kenali PSK Online di Lampung

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Penembakan Satu Anggota TNI yang Gugur di Nduga", https://regional.kompas.com/read/2019/07/20/23424891/kronologi-penembakan-satu-anggota-tni-yang-gugur-di-nduga

Berita Terkini