Bocah 3 Tahun di Lampung 10 Jam Main Game Online, Sering Teriak-teriak hingga Marah-marah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Bocah 3 Tahun di Lampung 10 Jam Main Game Online, Sering Teriak-teriak hingga Marah-marah.

Menurut An, awalnya anaknya diberikan gawai pada usia satu tahun dengan maksud agar anak diam kalau lagi menangis.

Tapi saat ini kebalikannya, kalau tidak diberikan gadget akan marah.

Dampak yang timbul selalu marah kalau tidak memegang gadget tersebut.

Hingga teman sebayanya akan menjadi bulan-bulanan dipukul hingga dimarahi saat bermain dengannya.

Senada, Ta, orangtua G, mengaku anaknya ini sangatlah gemar menggunakan gadget.

Tidak hanya sebentar, melainkan pemakaian gadget hingga berlama-lama menonton YouTube, bahkan sehari bisa mencapai 10 jam.

"Seketika muncul sifat temperamental anak, yang membuat saya selalu khawatir. Siapa saja yang di dekatnya pasti akan mendapatkan perlakuan kasar," katanya.

"Kalah sudah menonton YouTube yang adegannya berantem pasti selalu marah dan temperamental. Seketika langsung menjerit mengikuti adegan tersebut yang lebih dulu dilihat melalui YouTube," imbuhnya.

Konseling

Dr Tendry Septa, Ketua Komite Medik sekaligus Kepala Bagian Diklat Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Daerah Lampung mencatat dalam tiga bulan terakhir ada sekitar 4 anak yang datang menemuinya untuk berobat dan konsultasi.

Psikolog Diah Utaminingsih yang membuka layanan konseling secara pribadi mencatat, sepanjang tahun 2019, ada sekitar 5 orang mengalami masalah Kecanduan ponsel pintar yang ia konseling.

Dengan rentang usia sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Salah satu yang Diah konseling adalah anak usia sekolah yang Kecanduan bermain ponsel pintar.

"Ada satu pasien kami, siswa SMP, mengancam tidak mau pulang kalau tidak dibelikan HP yang sesuai keinginannya," ujar Diah.

Retno Riani selaku pimpinan di lembaga Psikolog Retno Riani dan Rekan mengungkap data dalam tiga bulan terakhir (Oktober, November, Desember 2019 hingga awal Januari 2020) memang tidak banyak.

Ada sekitar dua orang anak yang secara kontinyu konsultasi dengannya.

"Kebanyakan memang orangtua yang datang mengeluhkan perilaku anak kepadanya itu sampai 10 jam main gadget-nya. Jadi orangtua merasa ada yang bermasalah dengan anaknya sehingga perlu dibawa ke psikolog," jelasnya. (Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra/Joeviter Muhammad)

Berita Terkini