"Ga ada kerusakan, paling hanya perabot kaya kursi sama lemari basah karena terendam," katanya.
Ketua RT 05 Lk 2 Otong menambahkan, kali pasir gintung meluap karena terjadinya pendangkalan.
Menurutnya, kedalaman air kali pada saat normal hanya sebatas lutut orang dewasa.
"Dulu sekitar tahun 73 air kali ini masih dalam bisa sampe setinggi dada. Sekarang lihat sendiri seperti apa," beber Otong.
Otong menyebut salah satu solusi untuk mengatasi banjir dengan cara mengeruk dasar kali.
Selama ini, kata Otong, sudah diajukan kepada pemerintah setempat namun belum ada tanggapan.
Sementara itu, Lurah Pasir Gintung Mashuri menyatakan pengerukan aliran Sungai Way Waya atau kali pasir gintung terkendala akses jalan.
Seperti diketahui, areal tersebut merupakan padat penduduk.
Sementara jalan penghubung warga hanya gang kecil yang dapat dilalui kendaraan roda dua.
"Rasanya kalau mau masuk alat berat kan sulit," kata Mashuri.
Kendati demikian pihak kelurahan masih menghimbau warga untuk waspada, mengingat musim hujan masih akan terjadi hingga beberapa bulan kedepan.
Mashuri menambahkan, kalau memang banjirnya parah dan membahayakan warga kemungkinan akan dibentuk posko darurat bencana.
"Untuk saat ini belum, tapi sudah koordinasi dengan puskesling dan puskesmas rawat inap Simpur," tandasnya.(Tribunlampung.co.id/Robertus Didik Budiawan Cahyono)