Nampak satu eskavator juga turun untuk menggusur para pedagang.
Namun upaya anggota Satpol PP Provinsi Lampung ini dihadang oleh puluhan pedagang.
Para PKL pun terlibat adu argumen dengan anggota Pol PP menolak penggusuran.
Situasi pun saat ini masih memanas tapi emosi para pedagang masih terkendali.
Digusur, PKL di PKOR Way Halim Minta Pemprov Beri Solusi Tempat Jualan
Usai penertiban oleh Satuan Polisi Pamong Praja Lampung, Rabu (5/9), para pedagang kaki lima masih berjualan di kawasan Pusat Kegiatan Olahraga (PKOR) Way Halim pada Kamis (6/9).
Ida, pedagang sop buah di pintu masuk PKOR, menyatakan kecewa dengan penertiban PKL, Rabu lalu.
Ia meminta Pemprov Lampung memberi solusi tempat berdagang bagi para PKL.
"Kalaupun harus bayar setiap hari, bersedia aja. Tapi kemarin razia begitu aja tanpa solusi yang jelas. Kami kan juga harus cari uang untuk kebutuhan hidup," kata Ida.
Ida tak mempersoalkan seandainya ada pengelolaan resmi terkait area dagang para PKL.
"Kalau pengelolaannya baik, bersedia aja walaupun harus bayar. Tapi jangan preman yang ngelola, sama saja hasilnya," ujar Ida.
Hal terpenting, menurut Ida, para PKL tertib dengan menjaga lingkungan PKOR dan tidak membuang sampah sembarangan.
"Kami juga dagangnya sore sampai malam. Siang enggak dagang. Pagi dan siang itu efektifnya orang-orang olahraga," kata Ida.
"Lagian lebih baik ramai di PKOR ini. Kalau sepi, malah jadi tempat orang berbuat kriminal," imbuhnya.
Pantauan Tribun Lampung, masih banyak PKL yang berjualan di sepanjang pintu masuk menuju area dalam PKOR.