"Kalau malam biasa ditempati gembel tidur. Siang seperti sekarang ini biasa lagi cari barang rongsokan," beber Suswati, pedagang kaki lima di seberang Bangunan ini.
Pantauan Tribun, sekitar Bangunan ditumbuhi rumput liar. Material kaca, pintu, dan jendela banyak yang hilang.
Bahkan di beberapa bagian atap dan plafon Bangunan sudah jebol. Sementara sisa-sisa sampah bekas Bangunan bertumpuk di luar dan dalam Bangunan.
Di dekat pagar masih terpasang papan nama kantor bertuliskan "Direktorat Jenderal Pajak Kanwil Bengkulu dan Lampung Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak".
Ada juga plang bertuliskan "Dharma Wanita Provinsi Lampung Unit Keuangan".
Warga sekitar menyebut kantor itu dulunya merupakan kantor pajak.
Namun sejak tahun 2010-2011 aktivitas di gedung tersebut berkurang setelah DJP menempati gedung baru di Jalan Pangeran Emir M Noer No 5 A yang hanya berjarak sekitar satu kilometer.
Masih di Bandar Lampung, Bangunan yang juga mangkrak yakni Pasar Terminal Kemiling.
Pasar ini tidak dihuni, tak terawat dan kumuh. Sampah terlihat berserakan di lantai, aroma pesing juga tercium di sana, dindingnya banyak coretan.
Boklam lampu untuk dikios hamparan juga tidak ada.
Kabid Pengelolaan Pemeliharaan Pasar PD Tapis Bberseri Nizam mengatakan, sampai saat ini pasar tersebut belum dikelola oleh pihaknya.
Menurutnya, jika Wali Kota Bandar Lampung Herman HN mendelegasikan kepada PD pasar maka akan dikelola dengan baik seperti pasar yang lainnya.
"Memang mangkrak pasar itu dan saat ini yang mengelolanya masih pihak Dinas Perdagangan," kata dia, kemarin.
Kadis Perdagangan Ardiansyah mengatakan, Wali Kota Bandar Lampung Herman HN telah memfasilitasi pedagang untuk berjualan di sana.
Bahkan diberikan kesempatan untuk berdagang gratis beberapa waktu. Fasilitas juga sudah diperbaiki. Namun tetap tidak ada konsumennya. Sehingga pedagang tidak mau berjualan di sana. (Tribunlampung.co.id/R Didik Budiawan C/Anung Bayuardi/Joviter Muhammad/Bayu Saputra)