TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Satu warga Bandar Lampung yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) dinyatakan positif Covid-19.
Pasien pria berusia 62 tahun itu dipastikan terkena virus corona berdasarkan pengumuman pemerintah pusat.
Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Rabu (18/3/2020) sekitar pukul 16.00 WIB.
Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana membenarkan pengumuman itu.
• Berhasil Dilacak, Inilah Pasien Corona Pertama yang Terinfeksi Virus Covid-19
• Anies Baswedan Liburkan Sekolah untuk Tekan Corona, Anak-anak Malah Main di Warnet
• Begini Cara Rutan Way Huwi Perangi Virus Corona
• Hindari Penyebaran Corona, PN Tanjungkarang Tunda Sidang 14 Hari
"Iya betul (pengumuman satu pasien warga Bandar Lampung positif corona)," kata Reihana melalui pesan WhatsApp, Rabu sore.
Menindaklanjuti pengumuman resmi pemerintah pusat, Diskes Lampung menggelar konferensi pers di aula kantor Badan Pelatihan Kesehatan Lampung, Rabu petang.
Dalam konferensi pers, Reihana menjelaskan pasien RSUDAM tersebut diketahui positif corona dari hasil pemeriksaan laboratorium di Jakarta oleh Kementerian Kesehatan.
Hasil lab keluar lebih kurang empat hari setelah sampel air liur pasien dikirim pada Sabtu (14/3/2020) akhir pekan lalu.
"Pasien usia 62 tahun yang dirawat di RSUDAM itu positif (corona). Sudah dilaporkan kepada Bapak Gubernur Lampung Arinal Djunaidi," ujarnya.
Dengan dipastikannya satu warga Bandar Lampung positif terkena corona, Reihana mengimbau masyarakat Lampung tidak panik.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lampung ini meminta masyarakat terus menjaga pola hidup sehat.
"Kami berharap pasien positif Covid-19 ini sembuh. Masyarakat jangan panik. Jika sesak napas, silakan hubungi pihak kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, hindari keramaian, tutup mulut jika batuk dan bersin. Jaga pola hidup bersih dan sehat," pesannya.
Riwayat Pasien Positif
Pasien warga Bandar Lampung positif corona ini pertama kali dilaporkan oleh anaknya yang berusia 32 tahun ke Puskesmas Simpur, Sabtu (14/3/2020) lalu.
Sang anak khawatir karena mengetahui ayahnya terlibat dalam pertemuan jemaat Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), 25-28 Februari 2020.
Pertemuan itu berlangsung di Hotel Aston, Bogor, Jawa Barat.
Dari pertemuan tersebut, diketahui ada satu peserta dari Jawa Tengah meninggal dunia dan dipastikan positif corona.
Kemudian ada satu peserta lainnya yang dirawat di rumah sakit di Jakarta.
"Mereka ini bersamaan pada saat itu, di Bogor, pertemuan jemaat," kata Reihana dalam konferensi pers, Rabu petang.
Peserta pertemuan jemaat GPIB asal Bandar Lampung itu pulang ke kediamannya pada 29 Februari.
Reihana mengungkapkan, kondisi badan pria berusia 62 tahun itu mulai panas pada 3 Maret.
"Suhu badannya 37 derajat celsius. Lalu batuk, makan dan minum susah menelan. Pasien ini kemudian periksa ke dokter swasta. Periksa ke laboratorium juga, di RS Advent. Tes widal untuk tifoid (tifus)," beber Reihana.
Selanjutnya, Jumat (13/3/2020) pekan lalu, yang bersangkutan menjalani pemeriksaan di Puskesmas Simpur, Jalan Tamin, Tanjungkarang Pusat.
Sehari berselang, anaknya datang lagi dan melapor ke Puskesmas Simpur.
"Oleh petugas diberi masker, lalu pulang. Istri (pria tersebut) panik, meminta pergi ke RSUDAM menggunakan layanan BPJS," ujar Reihana.
Pria tersebut akhirnya masuk dan mulai dirawat di RSUDAM pada Sabtu siang.
Ia lalu dinyatakan kategori pasien dalam pengawasan (PDP).
Sampel swab tenggorokannya dikirim ke Kemenkes, diteliti, hingga dinyatakan positif corona, Rabu (18/3/2020).
Hingga diumumkan positif corona, kondisi pasien di RSUDAM ini membaik.
Ia tetap dalam pemantauan pihak RSUDAM.
Warga Lamtim Negatif
Sementara satu pasien kategori PDP lainnya, warga Lampung Timur, dinyatakan negatif corona.
"Satu lagi pasien PDP, yang dirawat di RSUD Ahmad Yani, Metro, hasilnya negatif (corona). Namun, belum boleh pulang dari RS," kata Reihana.
Juru Bicara Satuan Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 Metro Nasir AT mengungkapkan, kondisi pasien membaik dengan tekanan darah normal.
"Selang infus sudah dicabut. Sudah bisa duduk-duduk," ujar Nasir, Rabu.
Sementara dua pasien anak-anak sejauh ini masih dirawat di RS Belleza, Bandar Lampung.
Masing-masing berumur 1 tahun dan 2 tahun 6 bulan.
Untuk pasien balita 2 tahun 6 bulan, Reihana menyebut pihak keluarga khawatir lantaran nenek dari balita tersebut baru saja datang dari Jakarta.
Adapun pasien balita 1 tahun juga dilakukan pemeriksaan oleh keluarganya karena khawatir.
"Kami sudah mengambil sampel swab tenggorokannya," kata Reihana.
Lacak Interaksi Pasien
Diskes Lampung menyatakan melacak interaksi dan hubungan pasien positif corona sebelum dinyatakan positif.
Diskes akan mendata setiap orang yang sempat berhubungan dengan si pasien.
"Akan kami tracing (lacak), bertemu dengan siapa saja," ujar Reihana.
Pihaknya mengimbau warga melakukan self isolation (isolasi diri di rumah selama 14 hari) untuk memutus mata rantai virus corona.
"Semua dari kita bisa jadi ODP (orang dalam pemantauan). Maka, harus kita putus mata rantai virus ini dengan self isolation," katanya.
Terkait pencegahan, menurut Reihana, tak hanya dengan menggunakan masker.
Warga juga harus rajin mencuci tangan menggunakan sabun.
Reihana menambahkan Lampung sampai saat ini tidak melakukan lockdown.
"Penekanannya, harus menjaga stamina tubuh. Masyarakat diharapkan melapor kepada tempat pelayanan kesehatan setempat kalau tidak enak badan," ujarnya.
Jadi 227 Kasus
Dalam pengumuman di kantor BNPB, Rabu sore, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkap total pasien meninggal dunia akibat virus corona hingga Rabu berjumlah 19 orang.
Adapun total pasien positif corona di Indonesia melonjak menjadi 227 orang dari sebelumnya 172 orang.
Yuri menjelaskan, penambahan jumlah pasien positif corona sangat signifikan dari Selasa (17/3) sampai Rabu.
"Ada 55 kasus tambahan. Sehingga total sampai sekarang, dihitung sampai kami melaporkan pada Rabu, 18 Maret pukul 12.00, ada 227 kasus," katanya.
Ke-227 kasus positif Corona itu tersebar di sembilan provinsi.
Terbanyak di DKI Jakarta dengan 30 kasus.
Kemudian di Jawa Barat dengan 12 kasus dan Banten 4 kasus.
Adapun persebaran 19 pasien meninggal akibat corona, yakni DKI Jakarta (12 pasien), Jawa Tengah (2 pasien), serta Bali, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara masing-masing 1 pasien.
Yurianto menjelaskan, jumlah 19 pasien meninggal tersebut dipastikan setelah pemerintah mengecek ulang pendataan di sejumlah RS yang menangani pasien Covid-19.
Sebelumnya, data hingga Selasa (17/3) malam, jumlah pasien meninggal akibat corona sebanyak tujuh orang.
"Terdapat permasalahan dalam pendataan. Beberapa rumah sakit tidak melaporkan kasus kematian sejak 12 Maret. Maka, kami cek ulang," jelas Yurianto.
Sementara pasien yang telah dinyatakan sembuh ada 11 orang.
Rinciannya di DKI Jakarta 9 pasien serta Banten dan Jawa Barat masing-masing 1 pasien. (Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra/tribun network/kompas.com)