Ramadan 2020

Menu untuk Berbuka dan Sahur Selama Ramadan, Stop Panaskan 7 Makanan Ini Agar Tidak Jadi Racun 

Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Opor ayam - Menu untuk Berbuka dan Sahur Selama Ramadan, Stop Panaskan 7 Makanan Ini Agar Tidak Jadi Racun 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Selama bulan puasa, santap berbuka dan sahur menjadi aktivitas yang selalu dijalankan setiap harinya.

Untuk menghemat waktu terkadang makanan berbuka disiapkan juga untuk bersantap sahur.

Tetapi siapa sangka ada 7 makananan yang justru bisa menjadi racun saat dipanaskan?

Seperti yang dikutip dari Intisari-online berikut daftar makanan yang sebaiknya tak disantap dengan cara dipanaskan berkali-kali agar tidak berubah zatnya menjadi racun yang berbahaya bagi kesehatan.

Yuk, Simak!

Batasi Konsumsi Gorengan untuk Buka Puasa, Disebut Bisa Picu Kematian Dini

Tips Mencegah Kulit Kering Saat Puasa

Berhubungan Seks Suami Istri di Tengah Wabah Virus Corona, Bolehkah? Simak Penjelasan Ahli

Sederet Risiko Terlalu Banyak Konsumsi Vitamin C

1. Bayam

via Listverse
Bayam

Bayam biasanya menjadi pilihan untuk keluarga yang ingin menyantap sayur bening yang nikmat.

Sayur bayam kaya akan nutrisi dan sangat bagus bagi pencernaan.

Bayam mengandung dua nutrisi yang baik bagi tubuh, yakni nitrat dan zat besi.

Namun, perlu untuk diperhatikan bahwa bayam tidak boleh dimasak hingga dua kali.

Nitrat bisa berubah menjadi nitrit, zat yang memicu terjadinya kanker, jika dipanaskan berulang kali atau berlebihan.

2. Seledri 

Boldsky
Seledri

Daun seledri biasanya digunakan untuk memperkuat aroma masakan.

Sama seperti bayam, seledri juga mengandung nitrat yang dapat berubah menjadi nitrit jika dipanaskan ulang.

Seledri sering ditemukan di dalam sajian sup atau makanan berkuah lainnya.

Jika ingin bisa memanaskan sup untuk disantap saat sahur, lebih baik masaklah tanpa menggunakan seledri.

3. Kentang

Pixabay
Kentang

Kentang merupakan makanan yang kaya akan karbohidrat dan bisa dikonsumsi sebagai pengganti nasi.

Makanan ini juga sering disebut sebagai solusi bagi mereka yang menjalani program diet.

Nah, ada satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu hindari memanaskan kembali kentang yang sudah dimasak.

Kentang yang dipanaskan lalu dibiarkan dingin akan menjadi tempat pertumbuhan bakteri C. botulinum.

Bakteri tersebut bisa mengakibatkan keracunan yang dinamakan Botulisme.

Gejalanya antara lain sulit menelan, sulit bicara, lemah, hingga pandangan kabur.

4. Lobak 

Outsidepride.com
Lobak

Lobak merupakan salah satu makanan yang dianggap bisa mengusir racun dari dalam tubuh.

Namun, jika salah mengolahnya bukan mengusir racun, melainkan malah menjadi racun bagi tubuh.

Sama seperti bayam dan seledri, lobak juga mengandung nitrat yang berbahaya jika dipanaskan ulang.

5. Jamur

 
Jamur hitam alias jamur kuping.

Makanan yang tidak boleh dipanaskan lebih dari satu kali selanjutnya adalah jamur.

Jika ingin menyantap jamur selagi hangat, lebih baik memakannya sesaat ketika selesai dimasak.

Struktur protein jamur akan berubah menjadi senyawa berbahaya jika dipanaskan berulang kali.

Selain perubahan rasa dan kehilangan gizi, memakan jamur yang dipanaskan ulang bisa menyebabkan masalah pencernaan.

6. Telur

travel.tribunnews.com
Telur

Siapa sangka, telur juga salah satu makanan yang tidak boleh dipanaskan lebih dari sekali.

Memanaskan telur yang sudah matang bisa mengubahnya menjadi racun yang menyebabkan masalah pencernaan.

7. Makanan Bersantan

Health Line
Santan kelapa

Orang Indonesia memang sangat gemar dengan makanan yang mengandung santan.

Makanan bersantan sangat identik dengan masakan Padang di mana rendang disebut sebagai makanan terenak di dunia.

Namun, perlu diketahui bahwa mengonsumsi makanan santan terlalu sering juga tidak baik bagi kesehatan.

Hindari pula memanaskan makanan bersantan berulang kali.

Artikel ini sudah tayang di Intisari-Online dengan judul "Perhatikan! Untuk Berbuka dan Sahur Selama Ramadan, Jangan Panaskan 7 Makanan Ini atau Bisa Berubah Jadi Racun Lho"

Hal itu dikarenakan lemak santan akan berubah menjadi lemak jahat yang memicu peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh. (*)

Tags:

Berita Terkini