"Itu karena mereka tidak tahu seperti apa tugas kami. Kami hanya mengantar dan tidak tertular virus," ujar Wili.
Ia pun menyayangkan tanggapan warga sekitar atas apa yang telah ia lakukan, dalam rangka menjalankan tugasnya sebagai bagian dari garda terdepan melawan Covid 19.
Selama pandemi ini, banyak pengalaman baru yang ia dapat.
Selain itu, selama pandemi Corona menjadi momen saling menjaga kekompakan antar sesama tim.
Pria yang juga dari dinas satpol PP kota Bandar Lampung ini mengingat betapa berat tugas mereka.
Satu hal yang tak bisa dilupakan begitu saja, saat ia bersama relawan lainnya menggendong peti sejauh 200 meter menuju liang Lahat.
Ditambah lagi derita saat mengenakan APD lengkap, yang membuat si pemakai gerah dan kesulitan mengatur nafas.
Selama hampir 8 jam Wili menahan rasa tersiksa kala mengenakan alat pelindung yang dapat menjamin bebas tertular wabah Corona.
"Jadi saat itu kami berpikir bagaimana caranya jenazah ini sampai, karena kalau bukan kami siapa lagi yang akan melakukannya," terang Wili.
Ia berharap Covid 19 segera mereda, karena ia tak dapat membayangkan saat bulan puasa harus mengantar jenazah dengan pakaian APD lengkap.
"Mudah mudahan tidak ada lagi korban, karena berat sekali rasanya menjalani saat bulan puasa harus pake APD," tutupnya.(Tribunlampung,co.id/muhammad joviter)