TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Menjelang hari raya Idul Fitri, tak sedikit warga Bandar Lampung yang masih berjuang mencari nafkah di situasi pandemi virus corona.
Sekalipun harus berjualan di jalanan dan rawan terpapar virus, mereka menjalaninya dengan ikhlas.
Sutrisno, penjual balon, kerap menjajakan dagangannya di ruas Jalan ZA Pagar Alam.
Keliling sedari pagi hingga menjelang sore, Sutrisno belum pasti meraup keuntungan dari boneka aneka karakter yang dijualnya.
"Jualan balon udah ada dua tahunan. Biasanya sehari bisa menjual 10 sampai 15 balon. Harganya ada yang Rp 10 ribu, ada yang Rp 15 ribu," tutur bapak satu anak ini kepada Tribunlampung.co.id, Kamis (21/5/2020).
• Omzet Pedagang Pakaian Anjlok, Sehari hanya Laku 2 Potong Pakaian
• Cerita Pedagang Sembako Kena Imbas Covid-19, Pembeli Tak Ramai, Pasrah Pendapatan Turun 50 Persen
• 1 Warga Tewas, Puting Beliung di Tulangbawang Rusak 245 Rumah
• Ketua MUI Lampung Salat Id di Rumah, Imbau Warga Tak Takbir Keliling
Namun semenjak ada wabah corona, sambungnya, dagangannya pernah sama sekali tidak laku.
Ia pun terpaksa pulang dengan tangan kosong.
"Tapi ya sabar aja. Rezeki udah diatur sama Allah. Nggak lewat saya, lewat istri yang kerja jadi buruh cuci gosok pakaian," katanya.
Dia berharap, situasi sulit ini segera berlalu agar bisa beraktivitas normal seperti sedia kala.
Ia juga bersyukur masih banyak yang peduli terhadap masyarakat kecil dan memberikan bantuan berupa sembako atau uang.
Penjual sayur keliling bernama Rahmat mengalami hal sama.
Sejak dini hari, ia pergi ke pasar untuk berbelanja untuk dijual di daerah Gulak Galik, Telukbetung.
"Mau nggak mau tetep keliling jualan sayuran karena memang pekerjaan ini sudah saya lakoni belasan tahun. Mudah-mudahan Allah melindungi saya dari berbagai bahaya," tutur penjual sayuran yang menggunakan gerobak dorong ini.
Menerapkan protokol kesehatan seperti imbauan pemerintah, Rahmat selalu menggunakan masker.
Selain itu juga sering cuci tangan di tempat-tempat umum yang dilewatinya saat berkeliling.