Ia mengatakan masih belum adanya kejelasan terkait bagaimana prosedur pengangkutan penumpang di masa ini.
"Masih belum paham sih soal pengangkutan penumpangnya bagaimana dalam New Normal," kata Rudi.
Menurutnya, sebuah prosedur yang jelas tentang bagaimana ojol dan penungguna jasa ojol harus bersikap menjadi sangat perlu per hari ini.
"Perlu disosialisasikan soal new normal ini kepada kami (ojol) dan penumpang. Soalnya suka khawatir juga kami saat mendapati penumpang tak bermasker," harapnya.
Sementara, cerita lain datang dari salah seorang sopir angkot bernama Iwan yang tengah menunggu penumpang di sekitar area Terminal Rajabasa.
Lebih jauh, ia mengharapkan adanya sebuah suport dari pemerintah bila new normal diadakan.
"Kalau harus adanya pembatasan penumpang, susah juga kami (supir angkot) mas, soalnya secara pendapatan positif berkurang," ucap dia.
"Sebelumnya kan kalau bisa dalam angkot full. Kalau memang harus dibatasi ya inginnya sih ada suport materi ke setiap sopir angkutan," harapnya. (Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)