Dikhawatirkan, hal ini justru membuat keintiman mustahil terwujud karena tidak ada perasaan yang saling membalas.
Berpotensi sebabkan kecanduan
Dari penelitian Cox-George dan Bewley, disebutkan bahwa ada potensi robot seks menyembuhkan pedofil atau mantan pelaku kekerasan seksual.
Sayangnya, konsep ini juga masih kabur. Penampakan robot yang tanpa cela berisiko menyebabkan pemiliknya kecanduan dengan konsep semacam itu.
Menggeser persepsi normal
Selain potensi menyebabkan kecanduan, memiliki robot seks juga bisa menggeser persepsi yang semula dianggap normal dan atraktif dari pasangan.
Tubuh robot seks dibuat sedemikian rupa hingga bisa menyebabkan distorsi ketika dibandingkan dengan manusia normal.
Terlalu cepat dilibatkan di dunia medis
Dari beberapa riset komprehensif itu, ditarik kesimpulan bahwa terlalu cepat apabila melibatkan robot seks dalam dunia medis.
Alasannya, belum ada pengujian secara empiris bahwa penggunaan robot seks benar-benar bisa berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang ke arah positif.
Penyaluran penyimpangan seksual
Belum adanya regulasi terkait perdagangan robot seks ini membuat kreatornya bebas menyisipkan skenario apapun, bahkan yang mewadahi orang dengan penyimpangan seksual.
Sebut saja robot yang dibuat seakan-akan sedang diperkosa hingga didesain layaknya anak-anak, diperuntukkan bagi pedofil.
Menarik diri dari interaksi sosial
Robot seks didesain bisa mengingat semua hal tentang pemiliknya. Hal favorit, hal yang dibenci, pengalaman, hingga ke detil terkecil.