Dicky pun hanya bisa pasrah.
"Ya situasinya memang begini (pandemi Covid-19), jadi mau bagaimana lagi?" ucap Dicky.
Selama pandemi Covid-19, terutama sejak Maret 2020 hingga Juni 2020, pendapatan Dicky dari ojek online berada di angka Rp 100 ribu, dari yang sebelum pandemi berkisar Rp 120 ribu hingga Rp 150 ribu.
Penurunan pendapatan kedua driver ojek online tersebut tak terlepas dari 'ketakutan' masyarakat akan keamanan kesehatan, baik dari sisi keamanan kesehatan sang driver maupun barang yang dipesan.
Tak ingin para drivernya mengalami kesusahan, GoJek pun langsung merespon dengan meluncurkan program protokol J3K (Jaga Keamanan, Kesehatan dan Kebersihan).
Di tengah pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan berakhirnya, GoJek memperkuat keamanan dan kenyamanan pengguna secara menyeluruh dengan mengedepankan aspek Kesehatan dan Kebersihan.
Chief Information Security Officer (CISO) GoJek Group, George Do, dalam diskusi media virtual yang digelar beberapa waktu lalu, GoJek selalu berupaya memperkuat keamanan sistem.
“Kami terus memperkuat keamanan sistem dengan melakukan berbagai pembaharuan inovasi teknologi di bawah payung GoJek SHIELD sesuai inisiatif aman bersama GoJek," kata George Do dalam paparannya.
"Inovasi ini dilakukan secara menyeluruh di platform mitra driver dan mitra merchant."
"Agar GoJek dapat terus memberikan layanan yang terbaik, apalagi kini masyarakat semakin bergantung pada layanan digital untuk kebutuhan sehari-hari selama masa pandemi, keamanan jutaan mitra driver dan mitra merchant terus kami jaga," sambung George Do.
Driver dan Kosumen Terbantu
Dengan penerapan J3K tersebut, para driver dan konsumen pun merasakan nyaman meski pandemi Covid-19 masih terus berlangsung.
Armando mengungkapkan, penerapan J3K oleh GoJek, sangat membantunya meningkatkan pendapatan selama masa pandemi Covid-19.
"Alhamdulillah, meski belum kembali seperti sebelum pandemi, tapi paling tidak pemasukan sudah mulai meningkat," kata Armando.
Senada, Dicky juga merasakan hal yang sama.