"Tetap kami laporkan, kondisinya tidak terlihat," kata Lemra.
Lemra menyebut, banyak faktor yang memengaruhi pengamatan hilal.
Apalagi pengamatan yang dilakukan secara langsung dengan mata telanjang.
Namun jika melihat posisi titik pantau di kampus Itera tidak memungkinkan melihat dengan mata telanjang.
"Seharusnya horizon 3 derajat bisa kelihatan. Hanya saja persentase eliminasi hanya 0,15 persen sehingga pemantauan perlu alat bantu," kata Lemra.
Lemra mengakui memang dari kementerian agama, alat itu diperlukan untuk melakukan hisab dan rukyat.
"Penetapan 1 Ramadan melalui sidang isbat. Kalau kita lihat posisi hilal menurut hitungan hisab, bisa disimpulkan besok sudah masuk fase bulan baru," kata Lemra. ( Tribunlampung.co.id / Muhammad Joviter )
Baca berita Ramadan 2021 lainnya